Saturday 21 May 2016

LAPORAN PENCERNAAN DAN REPRODUKSI PADA BURUNG DARA



MAKALAH
REPRODUKSI Dan PENCERNAAN
Pada Burung Dara

Disusun untuk
Melengkapi Tugas Biologi
Tahun Ajaran 2015/2016

Oleh :
Farradiba Taufani R        (17-X6)
M Ribchan Nadif               (23-X6)
M Igzya S                             (24-X6)
Nikken Kartika Dewi      (26-X6)

SMAN I BOJONEGORO
BOJONEGORO
2015

KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
            Tujuan kami  menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing saya Yunani S.Pd dalam mata pelajaran Biologi.
            Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
            Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.




Bojonegoro,28 Mei 2016
                                                                               















BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
            Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bergerak dan melakukan kegiatan hidup tetapi tidak mampu berfikir (kamus pintar biologi, Tim perkamusan ilmiah citra wahana). Untuk melakukan kegiatan hewan juga butuh asupan makanan, dan secara tidak langsung hewan juga mengalami proses pencernaan makanan.
            Pada makhluk hidup tingkat tinggi, terjadi proses pemecahan makanan berbeda-beda. Untuk makhluk hidup tingkat rendah, proses pemecahan makanan terjadi di dalam sel sebaliknya pada makhluk hidup tingkat tinggi proses pemecahan makanan terjadi di luar sel. Hal ini dimungkinkan dengan adanya system pencernaan yang tersusun oleh saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
            Fungsi utama system pencernaan makanan adalah untuk menyederhanakan atau memproses suatu bahan-bahan makanan yang berguna, sehingga dapat di manfaatkan bagi tubuh. Bila di tinjau dari prosesnya maka system pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan zat-zat makanan serta pengeluaran sisa-sisa hasil pencernaan keluar dari tubuh.
            System pencernaan makanan dibangun oleh saluran-saluran yang sangat muskuler, dimulai dari rongga mulut sampai ke anus, yang terdiri dari rongga mulut, faring, osefagus, lambung, usus halus, usus kasar, dan usus buntu yang tumbuh rudimenter.
1.2    Rumusan Masalah 
1.      Sebutkan secara urut organ pencernaan mulai darimulut sampai kloaka!
2.      Jelaskan apa fungsi dari masing-masing organ tersebut!
3.      Jelaskan apa yangdimaksud dengan kloaka!
4.      Apabeda kloaka,orogenetal dan anus?
1.3    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui system pencernaan pada Burung Dara ?
2.      Untuk mengetahui system Reproduksi pada Burung Dara ?
1.4 Landasan Teori
            PENCERNAAN
Burung memiliki saluran pencernaan makanan berupa mulut, kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar, lambung pengunyah (empedal), usus halus, usus besar dan kloaka. Kelenjar pencernaan berupa hati dan pankreas. Seperti halnya pada manusia, hati pada burung merpati juga menghasilkan empedu. Cairan empedu yang dihasilkan oleh kelenjar hati tidak ditampung dalam kantong empedu, tetapi langsung dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Sehingga pada tubuh burung merpati tidak dijumpai kantong empedu. Pada jenis burung lain, misalnya ayam, kita menemukan kantong empedu yang terletak pada bagian hati.Berikut ini merupakan gambar sistem pencernaan makanan pada burung merpati.Semua jenis burung memiliki paruh dari bahan yang keras. Paruh merupakan alat utama untuk mencari makanan. Di dalam paruh terdapat lidah kecil dan runcing serta dilapisi zat tanduk. Bangsa burung tidak memiliki gigi, makanan yang dipatuk kemudian langsung dan disimpan sementara di dalam kantong tembolok (biasanya, pada burung pemakan biji). Tembolok merupakan ujung bawah kerongkongan yang membesar. Kerongkongan merupakan saluran yang memanjang dari mulut ke tombolok.

        Bagian lambung burung terdiri dari dua bagian, yaitu lambung kelenjar dan lambung pengunyah. Lambung kelenjar merupakan lambung yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan untuk mencerna makanan secara kimiawi. Sedangkan lambung pengunyah atau disebut empedal berfungsi mencerna makanan secara mekanik. Lambung pengunyah ini berdinding tebal sehingga mampu menghancurkan makanan yang ada di dalamnya. Proses pencernaan mekanik berlangsung dengan gerakan peristaltik dinding-dinding lambung pengunyah ini.

      Apabila empedal dibelah, maka bagian dinding sebelah dalam akan tampak berkerut-kerut dan cukup keras. Di dalam empedal dapat dijumpai makanan yang telah telah hancur dan sering dijumpai pula adanya pecahan kaca, pasir, dan krikil. Benda-benda tersebut memang sengaja dimasukkan di dalam empedal untuk membantu proses pencernaan mekanik sehingga makanan mudah lumat atau hancur. Oleh karena itu, bangsa burung termasuk merpati sering mamakan kerikil atau pecahan kaca.

        Bagian usus dua belas jari pada burung merpati membentuk lekukan seperti huruf U. Pada bagian lekukan tersebut terdapat pankreas. Enzim yang dihasilkan pankreas dialirkan ke dalam usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan secara kimiawi melalui tiga saluran. Proses pencernaan makanan berakhir di dalam usus halus. Di dalam usus halus terjadi peristiwa penyerapan sari makanan. Sisa pencernaan makanan ditampung dalam usus besar. Di antara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu. Burung merpati memiliki dua buah usus buntu. Di bagian akhir usus besar terdapat saluran-saluran pelepasan atau yang biasa di sebut rektum yang bermuara di kloaka. Kloaka merupakan muara dari tiga buah saliran, yaitu saluran kotoran, saluran kencing dan saluran kelamin. Oleh karena itu, pada bangsa burung, pembuangan urine (air kencing) dilaksanakan bersama-sama dengan pengeluaran atau pembuangan kotoran. Demikian pula pengeluaran telur pada burung betina juga melalalu saluran tersebut.
REPRODUKSI
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus deferens.
Ductus deferens berjumlah sepasang berfungsi sebagai  saluran spermatozoa dari testis ke penis. Pada burung muda tampak halus, sedang pada burung tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada urodaeum.
Vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat penampungan sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada cloaka pada beberapa spesies memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengamatan Burung Dara
Alat dan Bahan :
1.      Burung Dara
2.      Cutter
3.      Alat bedah
4.      Air
5.      Alas papan section
Cara kerja :
1.      Membedah dari depan kloaka ke arah depan
2.      Meletakkan burung di papan alas section
3.      Menggambar unggas yang telah dibelah
4.      Mencari sistem pencernaan
5.      Mencari sistem reproduksi



Hasil Pengamatan :
1.      Sistem Pencernaan

a. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut makanan akan bercampur dengan saliva atau ludah. Air ludah pada burung berguna sebagai bahan lubrikasi air.

b. Tembolok
Tembolok merupakan saluran yang menghubungkan lambung dengan rongga mulut. Tembolok terletak pada tenggorokan bagian akhir. Pada tembolok makanan hanya numpang lewat saja dan tidak mengalami proses pencernaan. Tembolok juga menjadi tempat untuk menampung dan menimbun makanan. Di sini makanan akan disimpan untuk sementara waktu dan mengalami proses peredaman olah cairan yang disekresikan oleh dinding tembolok.

c. Lambung
Di dalam lambung makanan mengalami pencernaan secara enzimatis dengan bantuan getah lambung. Lambung menghasilkan enzim pepsin, renin dan asam klorida (HCL)

d. Ampela (Gizzart)
Di dalam gizzart terjadi proses pelumatan makanan dengan bantuan grift. Grift membantu pelumatan makanan menjadi partikel yang lebih kecil dengan permukaan yang luas sehingga mudah ubtuk penetrasi enzim.

e. Usus halus
Usus halus pada burung tersusun atas duodenum, jejunum dan ileum. Di dalam duodenum terjadi proses penyerapan makanan. Pencernaan makanan di dalam usus halus dibantu oleh cairan empedu, enzim pankreas dan enzim usus. Empedu berfungsi untuk mengelmulsikan lemak, mengaktifkan lipase dan menghidrolisis lemak.

f. Usus besar
Didalam usus masih terjadi proses pencernaan makanan yang belum dicerna oleh usus halus. Di dalam usus besar terjadi pencernaan selulosa dan hemiselulosa yang belum terhidrolisis oleh enzim.
Di dalam kolon terjadi pencernaan mikrobiologi dengan bantuan bakteri untuk mencerna protein.

g. Kloaka
Sisa sari-sari makanan yang tidak diserap oleh tubuh di dorong oleh usus besar menuju rektum selanjutnya dikeluarakan melalui kloaka.


2.      Sistem Reproduksi
a)Testis, berbentuk oval, warna keputihan, terletak di ventral lobus renis yang paling oranial, jumlahnya sepasang, pada masa kawin kelamin membesar dan berfungsi sebagai penghasil sperma.

b)Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktus deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter.
•Epididymis, sepasang, kecil, terletak pada sisi dorsal testis, berupa saluran spermatozoid.
•Ductus defferens, juga sepasang, pada burung muda kelihatan lurus, sedang pada burung tua tampak berkelak-kelok, berjalan ke caudal menyilang ureter, kemudian bermuara di dalam cloaca.
•Mesorchium. Merupakan penggantung testis, berasal dari derivat peritoneum.
Alat kopulasi, alat kopulasi pada merpati jantan berupa kloaka. Pada waktu kopulasi, maka kloaka kedua jenis burung saling di tempelkan kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada waktu ejakulasi langsung masuk kedalam proctodeum hewan betina, untuk kemudian meneju ke oviduct.

JAWABAN RUMUSAN MASALAH
1.      Sebutkan secara urut organ pencernaan mulai darimulut sampai kloaka!
a. Rongga mulut

b. Tembolok

c. Lambung

d. Ampela (Gizzart)

e. Usus halus

f. Usus besar

g. Kloaka

2.      Jelaskan apa fungsi dari masing-masing organ tersebut!

3.      Jelaskan apa yangdimaksud dengan kloaka!
4.      Apabeda kloaka,orogenetal dan anus?















BAB III
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. 

B. Saran  
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.









DAFTAR PUSTAKA
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002
Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001
Simbolon, Hubu. Biologi, Jakarta : Erlangga, 1992
Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Bandung : Yrama Widya, 2005.
Green, J.H., Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2002.


0 komentar:

Post a Comment