Saturday 21 May 2016

LAPORAN PENCERNAAN DAN REPRODUKSI PADA BURUNG DARA



MAKALAH
REPRODUKSI Dan PENCERNAAN
Pada Burung Dara

Disusun untuk
Melengkapi Tugas Biologi
Tahun Ajaran 2015/2016

Oleh :
Farradiba Taufani R        (17-X6)
M Ribchan Nadif               (23-X6)
M Igzya S                             (24-X6)
Nikken Kartika Dewi      (26-X6)

SMAN I BOJONEGORO
BOJONEGORO
2015

KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
            Tujuan kami  menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing saya Yunani S.Pd dalam mata pelajaran Biologi.
            Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
            Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.




Bojonegoro,28 Mei 2016
                                                                               















BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
            Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bergerak dan melakukan kegiatan hidup tetapi tidak mampu berfikir (kamus pintar biologi, Tim perkamusan ilmiah citra wahana). Untuk melakukan kegiatan hewan juga butuh asupan makanan, dan secara tidak langsung hewan juga mengalami proses pencernaan makanan.
            Pada makhluk hidup tingkat tinggi, terjadi proses pemecahan makanan berbeda-beda. Untuk makhluk hidup tingkat rendah, proses pemecahan makanan terjadi di dalam sel sebaliknya pada makhluk hidup tingkat tinggi proses pemecahan makanan terjadi di luar sel. Hal ini dimungkinkan dengan adanya system pencernaan yang tersusun oleh saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
            Fungsi utama system pencernaan makanan adalah untuk menyederhanakan atau memproses suatu bahan-bahan makanan yang berguna, sehingga dapat di manfaatkan bagi tubuh. Bila di tinjau dari prosesnya maka system pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan zat-zat makanan serta pengeluaran sisa-sisa hasil pencernaan keluar dari tubuh.
            System pencernaan makanan dibangun oleh saluran-saluran yang sangat muskuler, dimulai dari rongga mulut sampai ke anus, yang terdiri dari rongga mulut, faring, osefagus, lambung, usus halus, usus kasar, dan usus buntu yang tumbuh rudimenter.
1.2    Rumusan Masalah 
1.      Sebutkan secara urut organ pencernaan mulai darimulut sampai kloaka!
2.      Jelaskan apa fungsi dari masing-masing organ tersebut!
3.      Jelaskan apa yangdimaksud dengan kloaka!
4.      Apabeda kloaka,orogenetal dan anus?
1.3    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui system pencernaan pada Burung Dara ?
2.      Untuk mengetahui system Reproduksi pada Burung Dara ?
1.4 Landasan Teori
            PENCERNAAN
Burung memiliki saluran pencernaan makanan berupa mulut, kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar, lambung pengunyah (empedal), usus halus, usus besar dan kloaka. Kelenjar pencernaan berupa hati dan pankreas. Seperti halnya pada manusia, hati pada burung merpati juga menghasilkan empedu. Cairan empedu yang dihasilkan oleh kelenjar hati tidak ditampung dalam kantong empedu, tetapi langsung dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Sehingga pada tubuh burung merpati tidak dijumpai kantong empedu. Pada jenis burung lain, misalnya ayam, kita menemukan kantong empedu yang terletak pada bagian hati.Berikut ini merupakan gambar sistem pencernaan makanan pada burung merpati.Semua jenis burung memiliki paruh dari bahan yang keras. Paruh merupakan alat utama untuk mencari makanan. Di dalam paruh terdapat lidah kecil dan runcing serta dilapisi zat tanduk. Bangsa burung tidak memiliki gigi, makanan yang dipatuk kemudian langsung dan disimpan sementara di dalam kantong tembolok (biasanya, pada burung pemakan biji). Tembolok merupakan ujung bawah kerongkongan yang membesar. Kerongkongan merupakan saluran yang memanjang dari mulut ke tombolok.

        Bagian lambung burung terdiri dari dua bagian, yaitu lambung kelenjar dan lambung pengunyah. Lambung kelenjar merupakan lambung yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan untuk mencerna makanan secara kimiawi. Sedangkan lambung pengunyah atau disebut empedal berfungsi mencerna makanan secara mekanik. Lambung pengunyah ini berdinding tebal sehingga mampu menghancurkan makanan yang ada di dalamnya. Proses pencernaan mekanik berlangsung dengan gerakan peristaltik dinding-dinding lambung pengunyah ini.

      Apabila empedal dibelah, maka bagian dinding sebelah dalam akan tampak berkerut-kerut dan cukup keras. Di dalam empedal dapat dijumpai makanan yang telah telah hancur dan sering dijumpai pula adanya pecahan kaca, pasir, dan krikil. Benda-benda tersebut memang sengaja dimasukkan di dalam empedal untuk membantu proses pencernaan mekanik sehingga makanan mudah lumat atau hancur. Oleh karena itu, bangsa burung termasuk merpati sering mamakan kerikil atau pecahan kaca.

        Bagian usus dua belas jari pada burung merpati membentuk lekukan seperti huruf U. Pada bagian lekukan tersebut terdapat pankreas. Enzim yang dihasilkan pankreas dialirkan ke dalam usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan secara kimiawi melalui tiga saluran. Proses pencernaan makanan berakhir di dalam usus halus. Di dalam usus halus terjadi peristiwa penyerapan sari makanan. Sisa pencernaan makanan ditampung dalam usus besar. Di antara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu. Burung merpati memiliki dua buah usus buntu. Di bagian akhir usus besar terdapat saluran-saluran pelepasan atau yang biasa di sebut rektum yang bermuara di kloaka. Kloaka merupakan muara dari tiga buah saliran, yaitu saluran kotoran, saluran kencing dan saluran kelamin. Oleh karena itu, pada bangsa burung, pembuangan urine (air kencing) dilaksanakan bersama-sama dengan pengeluaran atau pembuangan kotoran. Demikian pula pengeluaran telur pada burung betina juga melalalu saluran tersebut.
REPRODUKSI
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus deferens.
Ductus deferens berjumlah sepasang berfungsi sebagai  saluran spermatozoa dari testis ke penis. Pada burung muda tampak halus, sedang pada burung tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada urodaeum.
Vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat penampungan sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada cloaka pada beberapa spesies memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengamatan Burung Dara
Alat dan Bahan :
1.      Burung Dara
2.      Cutter
3.      Alat bedah
4.      Air
5.      Alas papan section
Cara kerja :
1.      Membedah dari depan kloaka ke arah depan
2.      Meletakkan burung di papan alas section
3.      Menggambar unggas yang telah dibelah
4.      Mencari sistem pencernaan
5.      Mencari sistem reproduksi



Hasil Pengamatan :
1.      Sistem Pencernaan

a. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut makanan akan bercampur dengan saliva atau ludah. Air ludah pada burung berguna sebagai bahan lubrikasi air.

b. Tembolok
Tembolok merupakan saluran yang menghubungkan lambung dengan rongga mulut. Tembolok terletak pada tenggorokan bagian akhir. Pada tembolok makanan hanya numpang lewat saja dan tidak mengalami proses pencernaan. Tembolok juga menjadi tempat untuk menampung dan menimbun makanan. Di sini makanan akan disimpan untuk sementara waktu dan mengalami proses peredaman olah cairan yang disekresikan oleh dinding tembolok.

c. Lambung
Di dalam lambung makanan mengalami pencernaan secara enzimatis dengan bantuan getah lambung. Lambung menghasilkan enzim pepsin, renin dan asam klorida (HCL)

d. Ampela (Gizzart)
Di dalam gizzart terjadi proses pelumatan makanan dengan bantuan grift. Grift membantu pelumatan makanan menjadi partikel yang lebih kecil dengan permukaan yang luas sehingga mudah ubtuk penetrasi enzim.

e. Usus halus
Usus halus pada burung tersusun atas duodenum, jejunum dan ileum. Di dalam duodenum terjadi proses penyerapan makanan. Pencernaan makanan di dalam usus halus dibantu oleh cairan empedu, enzim pankreas dan enzim usus. Empedu berfungsi untuk mengelmulsikan lemak, mengaktifkan lipase dan menghidrolisis lemak.

f. Usus besar
Didalam usus masih terjadi proses pencernaan makanan yang belum dicerna oleh usus halus. Di dalam usus besar terjadi pencernaan selulosa dan hemiselulosa yang belum terhidrolisis oleh enzim.
Di dalam kolon terjadi pencernaan mikrobiologi dengan bantuan bakteri untuk mencerna protein.

g. Kloaka
Sisa sari-sari makanan yang tidak diserap oleh tubuh di dorong oleh usus besar menuju rektum selanjutnya dikeluarakan melalui kloaka.


2.      Sistem Reproduksi
a)Testis, berbentuk oval, warna keputihan, terletak di ventral lobus renis yang paling oranial, jumlahnya sepasang, pada masa kawin kelamin membesar dan berfungsi sebagai penghasil sperma.

b)Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktus deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter.
•Epididymis, sepasang, kecil, terletak pada sisi dorsal testis, berupa saluran spermatozoid.
•Ductus defferens, juga sepasang, pada burung muda kelihatan lurus, sedang pada burung tua tampak berkelak-kelok, berjalan ke caudal menyilang ureter, kemudian bermuara di dalam cloaca.
•Mesorchium. Merupakan penggantung testis, berasal dari derivat peritoneum.
Alat kopulasi, alat kopulasi pada merpati jantan berupa kloaka. Pada waktu kopulasi, maka kloaka kedua jenis burung saling di tempelkan kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada waktu ejakulasi langsung masuk kedalam proctodeum hewan betina, untuk kemudian meneju ke oviduct.

JAWABAN RUMUSAN MASALAH
1.      Sebutkan secara urut organ pencernaan mulai darimulut sampai kloaka!
a. Rongga mulut

b. Tembolok

c. Lambung

d. Ampela (Gizzart)

e. Usus halus

f. Usus besar

g. Kloaka

2.      Jelaskan apa fungsi dari masing-masing organ tersebut!

3.      Jelaskan apa yangdimaksud dengan kloaka!
4.      Apabeda kloaka,orogenetal dan anus?















BAB III
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. 

B. Saran  
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.









DAFTAR PUSTAKA
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002
Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001
Simbolon, Hubu. Biologi, Jakarta : Erlangga, 1992
Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Bandung : Yrama Widya, 2005.
Green, J.H., Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2002.


Sunday 15 May 2016

MGS SMASA Bojonegoro 2K16

Bojonegoro,12 mei 2016
Alhamdulillah grup band Nidji datang ke acara sekolah kami dalam rangka memeriahkan Malam Gelar Seni SmaN 1 Bojonegoro. Banyak lagu yang dibawakan, yaitu arti sahabat,hapus aku, biarlah ,laskar pelangi,kau dan aku dan masih banyak lagi, tapi untuk penutupnya adalah disco lazy time.








Demikianlah momen yang saya dan teman-teman abadikan.

Friday 6 May 2016

LAPORAN HASIL KEGIATAN CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TAHUN AJARAN 2013/2014 BIO-INDIKATOR PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PPLH SELOLIMAN MOJOKERTO


LAPORAN HASIL KEGIATAN
CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
TAHUN AJARAN 2013/2014
 BIO-INDIKATOR PENCEMARAN LINGKUNGAN
DI PPLH SELOLIMAN MOJOKERTO









Oleh :
Nikken Kartika Dewi   VIII-G / 20
Siti Khanifah                 VIII-G / 25


Dinas Pendidikan
SMP NEGERI 1 BOJONEGORO
Jl. M.H. Thamrin No. 98 Telp. / Fax. (0353)881173 Bojonegoro


LEMBAR PENGESAHAN
            Telah diperiksa dan siap diajukan dengan materi Bio Indikator Lingkungan sebagai persyaratan mengikuti Ujian Praktek TahunAjaran 2014/2015

Disusunoleh                  : Nikken Kartikadewi            (VIII-G/22070)
                                                    Siti Khanifah                       (VIII-G/22075)




                                                                               

              Mengetahui,
        Kepala SMPN I Bojonegoro
                      





        Drs. H. Ufar Ismail
        NIP: 196410101990031015
             

Bojonegoro
Pembimbing






Dra. Nur Baity                                                                                              
NIP : 196909301998022003

    


KATA PENGANTAR
            Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya ke pada penyusun, sehingga penyusunan makalah CTL dengan judul “Bio Indikator Pencemaran Lingkungan” ini dapat selesai pada waktu yang diinginkan.Tujuan Penyusunan makalah ini adalah sebagai persyaratan mengikuti Ujian Praktek . Dalam penyusunan Makalah CTL ini banyak sekali hambatan dan kesulitan.Namun berkat bimbingan dan bantuan berbagai pihak ,kesulitan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Bapak Drs. H. Ufar Ismail, selaku kepala SMP Negeri 1 Bojonegoro yang telah menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pembuatan Makalah CTL ini.
2.      Guru pembimbing, yang telah memberikan bimbingan materi kepada kita.
3.      Kedua orang tua, yang telah memberikan dukungan sehingga Makalah CTL ini dapat terselesaikan .
4.      Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkansatupersatu
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya, penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan  ke arah kesempurnaan. Akhir kata penyusun sampaikan terimakasih.
Bojonegoro, 2 Juli 2014
Penyusun




DAFTAR ISI
1.      COVER.................................................................................................................... i
2.      LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... ii
3.      KATA PENGANTAR............................................................................................... iii
4.      DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
5.      DAFTAR GAMBAR................................................................................................ v
6.      DAFTAR TABEL..................................................................................................... vi
7.      BAB  1       PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang ............................................................................... 1
b.      Jenis Kegiatan..................................................................................   1
c.       Waktu dan Tempat.......................................................................... 2
8.      BAB II        HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN
a.       Agenda Kegiatan............................................................................. 3
b.      Laporan Kegiatan............................................................................ 5
9.      BAB III      APLIKASI DAN TINDAK LANJUT
a.     Praktek pasca kunjungan original / modifikasi................................. 17
10.  BAB IV      PENUTUP
a.     Kesimpulan......................................................................................   22
b.     Saran                                                                                                   22
11.  DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 20
12.  LAMPIRAN                                                                                                              24





DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembuatan yell-yell.......................................................................................... 5
Gambar 2.2 Permainan air terjun.......................................................................................... 6
Gambar 2.3 Permainan Blind Walk...................................................................................... 7
Gambar 2.4 Permainan Kereta Holahop............................................................................... 8
Gambar 2.5 Permainan Flying Fox....................................................................................... 9
Gambar 2.6 Permainan Estafet Holahop............................................................................... 10
  














                                                                                                                                       


DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Pengaruh pH terhadap BioIndikator...................................................................... 13
Tabel 2.3 Lokasi Pengamatan............................................................................................... 15
Tabel 2.4 Data Fisik Air....................................................................................................... 15
Tabel 2.5 Biota Air............................................................................................................... 16
Tabel 3.1 Pengaruh pH terhadap BioIndikator...................................................................... 18
Tabel 3.2 Lokasi pengamatan............................................................................................... 20
Tabel 3.3 Data Fisik Air....................................................................................................... 20
Tabel 3.4 Biota Air............................................................................................................... 21
  

 BAB 1
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
                Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada di sekeliling kehidupan atau organisme.Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu yang membentuk kondisi dan akan memepengaruhi secara langsung maupun tidak langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun komunitas pada tempat tertentu.
                Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat populer,banyak dibahas oleh seluruh kalangan.Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan,sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu.Pencemaran dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu karena faktor manusia dan biota yang terdapat di dalamnya.
                Bio Idikator adalah biota yang menjadi indikator yang menentukan apakah lingkungan tersebut bersih atau tidak,meskipun alat ukur tersebut bukan merupakan alat ukur yang baku dalam penilaian kualitas lingkungan.
                Berdasarkan uraian tersebut,maka makalah ini akan membahas tentang Bio Indikator Pencemaran Lingkungan.
B.      JENIS KEGIATAN
Jenis Kegiatan yang kami lakukan pada saat CTL adalah proses kami belajar sampil bermain,sehingga kita dapat mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari pembelajaran melalui  lingkungan di PPLH Seloliman,
Materi Pembelajaran :
1.       Perkenalan PPH dan Apresiasi Lingkungan Hidup
2.       Pengantar mengenai lingkungan hidup
3.       Penilaian Kualitas lingkungan hidup baik secara fisik,kimia,dan biologi
4.       Pengenalan Biota air dan tanah yang bisa dijadikan indikator kualitas lingkungan : metode dan tekhnik sederhana
5.       Praktek langsung pengamatan biota indikator tanah dan air

C.      WAKTU DAN TEMPAT
·         Minimal 6 jam (paling singkat dengan ice breker diawali dan setelah ishoma ) dengan perincian :
-          2 jam perkenalan PPLH dan apresiasi lingkungan hidup
-          2 jam materi pokok
-          1 jam ishoma
-          1 jam review,RTL dan Evaluasi
·         Tempat di PPLH Seloliman dan di sekitar Hutan dan Sungai Maron
 BAB II
HASIL KEGIATAN KUNJUNGAN
A.AGENDA KEGIATAN

Tabel 2.1 Agenda Kegiatan
 

WAKTU
KEGIATAN
METODE
Pukul 05.03
Berangkat dari Bojonegoro

Pukul 11.00    
Kami tiba di PPLH Seloliman
   -Aturan Main
       -Perkenalan Pemandu
       -Observarsi  PPLH

Pukul 10.00-12.00
Kami melaksanakan Ishoma

Pukul 13.-13.30 :

Pembagian Kelompok
Nama kelompok kami             : FOREST
Yell-yell : Hijaukan bumi kita

Pukul 13.30-14.55
Kegiatan Permainan
1.      Air Terjun
2.      Blind Walk
3.      Kereta Holahop
4.      Flying Fox

14.55-16.00

Kami melaksanakan pengamatan Biota Air di Hutan Sungai Maron

Pukul 16.00-17.00

Kami melanjutkan permainan :
5.      Estafet Holahop
6.      Melepaskan Tali
7.      Gelas air diatas kain
8.      Paralon Bocor

Pukul 17.00-17.30                                                                      
Kami melaksanakan Bersih Diri

Pukul 17.30-18.30

Kami melaksanakan Sholat dan makan Malam

Pukul 18.30-23.00

Kami perjalanan pulang ke Bojonegoro

















B.LAPORAN KEGIATAN
1. Perkenalan
a.  Yell kelompok
            1)Teknis : 1 kelas dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok forest dan rajawali. Kami tergabung dalam kelompok forest. Kemudian masing masing kelompok membuat yell-yell, yell-yell kelompok kami adalah Hijaukan Bumi Kita. Dan kelompok kami di bimbing oleh lestari
2)Tujuan : Untuk mengasah kemampuan berfikir kreatif dan kekompakan berfikir
juga berkelompok didalam kelompok sehingga setelah melakukan kegiatan CTL ini kita mempunyai sifat disiplin, kreatif, bermasyarakat.

Gambar 2.1 Pembuatan Yell-yell













2. Game
a. Air Terjun
        1)Teknis : -kita harus membawa bak yang berisi air untuk dinaikkan ke atas kemudian diturunkan lagi kebawah jika kita tidak menumpahkan air dalam bak maka kita akan menang.
 -Pemandu memandu anak yang menjadi pemegang tali untuk            menjaga keseimbangan.
 - 4 orang pemegang tali bertugas menjaga kesimbangan bak  agar tidak tumpah.
- 2 anak yang bertugas untuk mengisi bak yang akan ditarik  oleh pemengang tali sampai bak tersebut penuh terisi oleh air.
2)Tujuan :  -Melatih kekompakan antar anggota kelompok
                 - Melatih kecepatan dan keseimbangan antar anggota kelompok

Gambar 2.2 Permainan air terjun


b. Blind Walk
     1)Teknis : -membuat barisan memanjang, kemudian masing-masing anak
                    -memegang pundak teman kita yang berada di depan kita.
                    -melewati setapak jalan dengan mata tertutup kecuali anak pada barisan yang paling depan, dia harus member aba-aba kepada anak
                      yang berada dibelakangnya.
-  dalam proses melewati jalan setapak kita harus menjaga kekompakan, dan juga kita tidak boleh berjalan terlalu cepat karena kita harus melihat situasi yang ada meskipun dengan mata tertutup agar teman kita yang dibelakang tidak tertinggal.   
  
2)Tujuan: - Menjaga kekompakan dan kepedulian terhadap anggota kelompok

Gambar 2.3 Permainan Blind Walk



c. Kereta Holahop
     1)Teknis :-kita harus melewati trowongan yang sempit
                   - melewati 2 buah holahop yang dipasang pada jalan masuk dan
                     keluar dari trowongan.
-  kita memegang teman yang ada di depan  kita dan     pada saat
  kita    masuk   ke     dalam   lubang holahop
- badan kita tidak boleh menyentuk holahop saat masuk maupun
  keluar dari trowongan secara bersama-sama.
2)Tujuan:-Melatih kekompakan dan keseimbangan dalam melewati  rintangan

Gambar 2.4 Permainan Kereta Holahop



d.      Flying Fox
1)Teknis :-melewati sungai dan jurang dengan alat pengaman yang telah disediakan
2)Tujuan :- memacu hormone adrenalin
               -mengurangi rasa takut

Gambar 2.5 Permainan Flying Fox

e.       Estafet Holahop
1)Teknis : -memegang bahu teman yang ada didepan kita dengan menggunakan satu tangan sehingga memanjang seperti kereta api,
                    -siswa yang berada posisi paling depan harus memulai permainan dengan memasukkan holahop ke-satu tangan
-Kaki menyusul terlebih dahulu dilanjutkan dengan badan-holahop tersebut harus melewati kepala, sehingga setelah itu  dapat berpindah dari tangan satu ke tangan yang lain dan seterusnya hingga finis
2)Tujuan  :      -Melatih kekompakan antar kelompok
                          -Melatih kecepatan dalam bekerja








Gambar 2.6 Permainan Estafet Holahop
 


f.         Melepaskan Tali
1)Teknis :-masing-masing anak akan diberi 1 tali kemudian anak yang lain menyusul.
-  setelah anak yang lain sudah memasukkan tali ke tangan 1 maka tali yang seharusnya dimasukkan ke tangan 2 dimasukkan diantara anak 1 yang talinya sudah dimasukkan kemudian barulah boleh dimasukkan ketangan yang ke 2.
 2)Tujuan:-melatih kepintaran dan ketelitian dalam mengatasi suatu masalah
g.    Gelas di atas kain berisi air
1)teknis :  -1 kelompok harus melewati rute jalan mulai start sampai finish.dengan membawa gelas berisi air di atas kain
2)tujuan : - Melatih kesabaran dan keseimbangan
                 - Melatih kekompakan antar anggota
h.    Paralon Bocor
1)Teknis :    - masing-masing anak akan diberi ½ paralon, dan sebuah kelereng.
                 - kemudian masing-masing anak berdiri sambil memegang paralon   yang ada dan kami harus bisa membawa kelereng itu kembali ke start dan finish,
                 - anak yang pertama sudah selesai mengantar kelerang tersebut ke anak yang ke 2
                 -maka anak yang pertama akan melanjutkan barisan terakhir dengan dia membuat pola seperti yang lain sampai seterusnya dan sampai di garis finish. Namun jika kita menjatuhkan kelereng tersebut kita harus mengulangi ke start dan lakukan yang seperti tadi.
3. MATERI
a. Teori
Ø  Bioindikator adalah suatu populasi tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme (yaitu organisme yang sangat kecil) yang dapat memberikan perubahan karena pengaruh kondisi lingkungan           (Pearson, 1994)
Ø  Bahwa badan air yang tercemar ditandai dengan warna gelap, berbau, menimbulkan gas, mengandung bahan organik tinggi, kadar oksigen terlarut rendah, matinya kehidupan di dalam air umumnya ikan dan air tidak lagi dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum (Djajadiningrat, 1992)
Ø  Hewan berinteraksi dengan lingkungannya agar dapat terus bertahan hidup. Mereka melakukan adaptasi dengan berbagai cara yang ditunjukkan melalui reaksi-reaksi dalam berinteraksi antara lain berupa perbubahan organ, sifat, atau perilaku. Reaksi tersebut tidak akan berubah atau akan berubah secara normal apabila lingkungan sekitarnya juga dalam kondisi normal atau masih dalam kisaran yang dapat diterima oleh suatu spesies. Sebaliknya, reaksi pada spesies itu akan berubah secara tidak normal atau bahkan menyebabkan kematian apabila perubahan yang terjadi pada lingkungan telah melebihi batas kemampuan (Riefani, tanpa tahun).
b. Praktek/Kegiatan
   1) Alat dan bahan
Ø Ph  Tester
Fungsi                          :   Untuk mengetahui tingkat keasaman air
Hasil                             : Sungai Maron bersifat basa karena,Ph tester sesuai atau menunjukan no.8 sesuai pada tabel
Ø Thermometer
Fungsi                         :   - Mengukur Suhu udara pada Lingkungan
                                - Mengukur Suhu air Dunagi Maron
Hasil                           :  Udara : 23°
                                Air     : 20°
Ø Hewan Biota Kecil      : Dapat menjadi alat ukur alami apakah sungai
                                    tersebut tercemar atau bersih
Ø Sungai                         : Sebagai tempat untuk melakukan percobaan
Ø Alat Tulis                    : Digunakan untuk mencatat hasil pengamatan
2) Cara Kerja  
Ø PH Tester
Cara Penggunaan        :  Dicelupkan ke air yang mengalir selama kurang lebih sekitar 1 menit lalu diamati dan disamakan dengan warna pada tabelnya

Tabel 2.2 Pengaruh pH terhadap BioIndikator

 


Nilai pH
Pengaruh Umun
6,0 – 6,5
Keanekaragaman plankton dan betos sedikit menurun.
 Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak mengalami perubahan.
5,5 -6,0
Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan betos semakin tampak.
Kelimpahan total biomassa dan produktivitas masih belum mengalami perubahan yang berarti.
Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral.
5,0-5,5
Penurunan keaneragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton, dan betos semaki besar.
Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan betos.
Algae hijau berfilamen semakin banyak.
Proses nitrifikasi terhambat.
4,5 – 5,0
Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton dan betos semakin besar.
Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan betos.
Algae hijau berfilamen semakin banyak.
Proses nitrifikasi terhambat.


Ø   Termometer
Cara Pengunaan        : Udara :  Termometer dibiarkan mengantung       dan terkena dinginya udara
                                Air     :    Termometer dicelupkan ke dalam   aliran air sungai












3)  Hasil Pengamatan
Nama Kelompok     : FOREST
Hari/Taggal              : Kamis, 26-Juni-2014
Lokasi Pengamatan : PPLH Seloliman
Waktu Pengamatan : Sore

                                  I.         

Tabel 2.3 Lokasi Pengamatan

LOKASI PENGAMATAN

1
Keadaan secara umum (bentuk areal)
Memanjang
2
Keadaan tumbuhan di sekitar sungai (pinggir)
Rimbun
3
Masukkan air dari luar
Tidak ada
4
Sinar matahari
Cukup banyak
5
Suhu udara
23°

                                         II.             

Tabel 2.4 Data Fisik Air
DATA FISIK AIR

1
Warna
Jernih
5
Kecepatan air
-
2
Bau
Tidak berbau
6
Kedalaman air
5cm
3
Rasa
Tidak berasa
7
Dasar Sungai
Berkerikil
4
Suhu air
20°
8
Kekeruhan
Tidak keruh

                                           III.         

Tabel 2.5 Biota Air

BIOTA AIR

NO
Nama Hewan
Jumlah
Nilai
1
Siput Berpintu
100
6
2
Kepiting sungai
1
3
3
Larva Lalat
1
5
4
Nimfa lalat sehari
3
4
5
Anggang-anggang
50
5

4) Kesimpulan
·      biota seperti Siput Berpintu, Kepiting Sungai, Larva lalat, Nimfa Lalat sehari, dan Anggang-Anggang menunjukkan bahwa sungai tersebut belum tercemar oleh limbah apapun.
 BAB III
APLIKASI DAN TINDAK LANJUT
1.             PENGAMATAN BIOTA AIR
a. Teori
Ø  Bioindikator adalah suatu populasi tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme (yaitu organisme yang sangat kecil) yang dapat memberikan perubahan karena pengaruh kondisi lingkungan           (Pearson, 1994)
Ø  Bahwa badan air yang tercemar ditandai dengan warna gelap, berbau, menimbulkan gas, mengandung bahan organik tinggi, kadar oksigen terlarut rendah, matinya kehidupan di dalam air umumnya ikan dan air tidak lagi dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum (Djajadiningrat, 1992)
Ø  Hewan berinteraksi dengan lingkungannya agar dapat terus bertahan hidup. Mereka melakukan adaptasi dengan berbagai cara yang ditunjukkan melalui reaksi-reaksi dalam berinteraksi antara lain berupa perbubahan organ, sifat, atau perilaku. Reaksi tersebut tidak akan berubah atau akan berubah secara normal apabila lingkungan sekitarnya juga dalam kondisi normal atau masih dalam kisaran yang dapat diterima oleh suatu spesies. Sebaliknya, reaksi pada spesies itu akan berubah secara tidak normal atau bahkan menyebabkan kematian apabila perubahan yang terjadi pada lingkungan telah melebihi batas kemampuan (Riefani, tanpa tahun).
b. Praktek/Kegiatan
   1) Alat dan bahan
Ø Ph  Tester
Fungsi                          :   Untuk mengetahui tingkat keasaman air
Hasil                             : Sungai Maron bersifat basa karena,Ph tester sesuai atau menunjukan no.8 sesuai pada tabel
Ø Thermometer
Fungsi                         :   - Mengukur Suhu udara pada Lingkungan
                                - Mengukur Suhu air Dunagi Maron
Hasil                           :  Udara : 23°
                                Air     : 20°
Ø Hewan Biota Kecil      : Dapat menjadi alat ukur alami apakah sungai
                                    tersebut tercemar atau bersih
Ø Sungai                         : Sebagai tempat untuk melakukan percobaan
Ø Alat Tulis                    : Digunakan untuk mencatat hasil pengamatan
2) Cara Kerja  
Ø PH Tester
Cara Penggunaan        :  Dicelupkan ke air yang mengalir selama kurang lebih sekitar 1 menit lalu diamati dan disamakan dengan warna pada tabelnya

Tabel 3.1 Pengaruh pH terhadap BioIndikator

 
 


Nilai pH
Pengaruh Umun
6,0 – 6,5
Keanekaragaman plankton dan betos sedikit menurun.
 Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak mengalami perubahan.
5,5 -6,0
Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan betos semakin tampak.
Kelimpahan total biomassa dan produktivitas masih belum mengalami perubahan yang berarti.
Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral.
5,0-5,5
Penurunan keaneragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton, dan betos semaki besar.
Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan betos.
Algae hijau berfilamen semakin banyak.
Proses nitrifikasi terhambat.
4,5 – 5,0
Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton dan betos semakin besar.
Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan betos.
Algae hijau berfilamen semakin banyak.
Proses nitrifikasi terhambat.


Ø   Termometer
Cara Pengunaan        : Udara :  Termometer dibiarkan mengantung       dan terkena dinginya udara
                                Air     :    Termometer dicelupkan ke dalam   aliran air sungai



c.      Hasil Pengamatan
Nama Kelompok       : - Nikken Kartika Dewi
                                             - Siti Khanifah
Hari/Taggal                 : Minggu,7 September 2014
Lokasi Pengamatan : Sungai kecil di desa Ngadiluhur Kec.balen
Waktu Pengamatan : Pagi hari

                                  I.         

                         Tabel 3.2 Lokasi pengamatan

 
LOKASI PENGAMATAN

1
Keadaan secara umum (bentuk areal)
Memanjang
2
Keadaan tumbuhan di sekitar sungai (pinggir)
Rimbun
3
Masukkan air dari luar
Tidak ada
4
Sinar matahari
Cukup banyak
5
Suhu udara
30°

                                II.             

                Tabel 3.3 Data Fisik Air

 
DATA FISIK AIR

1
Warna
Jernih
5
Kecepatan air
-
2
Bau
Tidak berbau
6
Kedalaman air
12 cm
3
Rasa
Tidak berasa
7
Dasar Sungai
Berkerikil dan berpasir
4
Suhu air
25°
8
Kekeruhan
Tidak keruh
                             I.                   BIOTA AIR

Tabel 3.4 Biota Air

 

NO
Nama Hewan
Jumlah
Nilai
1
Siput Berpintu
35
3
2
Kepiting sungai
12
6
3
Larva Lalat
3
5

2.       KESIMPULAN
·      biota seperti Siput Berpintu, Kepiting Sungai, Larva lalat  menunjukkan bahwa sungai tersebut belum tercemar oleh limbah apapun.
·      Keadaan sungai yang rimbun dan teduh sesuai dan tepat untuk tinggalnya biota seperti Siput Berpintu, Kepiting Sungai, Larva lalat  







 BAB IV
PENUTUP
1.         KESIMPULAN
a.         Hewan berinteraksi dengan lingkungannya agar dapat terus bertahan hidup dan beradaptasi melalui reaksi-reaksi dalam berinteraksi antara lain berupa perbubahan organ, sifat, atau perilaku.
b.        Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya.
c.         Biota seperti Siput Berpintu, Kepiting Sungai, Larva lalat, Nimfa Lalat sehari, dan Anggang-Anggang menunjukkan bahwa sungai tersebut belum tercemar oleh limbah apapun.
d.        Biota seperti Siput Berpintu, Kepiting Sungai, Larva lalat  menunjukkan bahwa sungai tersebut belum tercemar oleh limbah apapun.
e.         Keadaan sungai yang rimbun dan teduh sesuai dan tepat untuk tinggalnya biota seperti Siput Berpintu, Kepiting Sungai, Larva lalat 
2.         SARAN
a.         PPLH Seloliman
Sebaiknya untuk pengurus PPLH SELOLIMAN lebih banyak menyediakan alat untuk mengamati Biota Air,karena apabila alatnya lebih lengkap,maka siswa dapat lebih mudah melakukan pengamatan
b.        Sungai kecil di desa Ngadiluhur
Sungai kecil di desa Ngadiluhur keadaan sekitarnya sudah baik seperti tidak adanya sampah yang menumpuk,airnya jernih tapi sebaiknya warga lebih meningkatkan lagi sikap kebersihan tersebut ,dan lebih menjaga keadaan alamnya dan tidak menebangi pohon-pohon di sekitarnya agar  tampak lebih rindang dan dapat mendinginkan suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Arimoro, F.O. & R.B. Ikomi. Ecological integrity of upper Warri River, Niger Delta using aquatic insects as bioindicators. Ecological Indicators. Doi:10.1016/j,ecolind.2008.06.006 

Bongers, T. & M. Bongers. 1998. Functional Diversity of Nematodes. Applied Soil Ecology. 10: 239-251.

Luoma,    S.N. & J.L. Carter. 1991. Effect of trace metal on aquatic benthos, in M.C. Newman and A.W. McIntosh (Eds). Metal Ecotoxicology: Concept and Aplications. Lewish Publisher. Chelsea. Michigan. 261-300. 

Pearson,   D.L. 1994. Selecting Indicator Taxa for the Quantitative Assessment of Biodiversity. Philosophical Transaction of the Royal Society of London, Series B: Biological Sciences, 345: 75-79.

Riefani,    M.K. (tanpa tahun). Sumberdaya Hayati sebagai Bioindikator. Dalam Soendjoto, M.A. & M.K. Riefani. Merindukan Alam Asri Lestari. Universitas Lambung Mangkurat Press. Banjarmasin.

Shiddieqy,M.I. 2010. Pikiran Rakyat: Bencana dan Perilaku Abnormal Hewan. Kliping Humas Universitas Padjadjaran. Bandung.

Sudarso, Y. 2009. Potensi Larva Trichoptera sebagai Bioindikator Akuatik. Oseonologi dan Limnologi di Indonesia. Pusat Penelitian Limnologi-LIPI.

Suin,        N.M. 1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.

Wiyono,   M. & Sutrisno. 2009. (Editor). Pendidikan Lingkungan Hidup. Jilid 5. PPLH Lembaga Penelitian UM. Malang.   


Yeates,     G.W. 2003. Nematodes as Soil Indicators: Functional and Biodiversity Aspects. Biology and Fertility of Soils. 37: 199-210.



                                                                                                                   
LAMPIRAN

Mencari Biota Air
 


Pengukuran Suhu Udar


Biota Air



Keadaan Sungai


Permainan Estafet Holahop


Pengamatan Biota Air