SEJARAH PERTUMBUHAN
ILMU PENGETAHUAN ISLAM
Disusun untuk melengkapi
Nilai tugas PAI
Tahun Ajaran 2013/2014
Oleh :
Nikken Kartika Dewi
8G / 22070
SMPN I BOJONEGORO
BOJONEGORO
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun
oleh : Nikken Kartika dewi
No.Induk : 22070
Kelas : VIII-G
Telah diperiksa dan
siap diajukan untuk melengkapi nilai tugas Pendidikan Agama Islam
Tahun Ajaran 2013/2014
Bojonegoro,
19 Mei 2014
Mengetahui,
Pembimbing
Kudhori
SP.d
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusunan makalah PAI dengan judul “Sejarah
Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam” ini
dapat selesai pada waktu yang diinginkan.Tujuan Penyusunanmakalah ini adalah sebagai tugas PAI .
Dalam penyusunan Makalah ini
banyak sekali hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan dan bantuan berbagai
pihak , kesulitan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu penyusun menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Allah SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah KIR saya ini.
2. Guru pembimbing, yang telah memberikan bimbingan materi
kepada kita.
Dan penyusun pada
khususnya, penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penyusun sampaikan terimakasih.
Bojonegoro, 19 Mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KULIT LUAR............................................................................................................................ 1
LEMBAR
PENGESAHAN.................................................................................................... 2
KATA
PENGANTAR.............................................................................................................. 3
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................. 4
BAB
1 PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang................................................................................................. 5
BAB 2 PEMBAHASAN
I.
Sejarahpertumbuhanilmupengetahuandalamislamsampai
masadaulahabbasiyah.................................................................................. 8
II.
Periode Kenabian............................................................................................ 8
III.
Periode Kulafaur Rasyidin.......................................................................... 12
IV.
Periode Bani Ummayah............................................................................... 12
V.
Periode Bani Abbasiyah............................................................................... 16
VI.
TokohIlmuwan
Muslim Dan PeranannyaPadaMasaBani
UmayyahSampaiMasaBaniAbbasiyah................................................... 27
VII.
TokohIlmuwan
Muslim Dan PeranannyaPadaMasaBani
Umayyah............................................................................................................ 27
VIII.
Ilmu Pengetahuan yang berkembang di pada masa Bani
Ummayah.......................................................................................................... 28
IX.
TokohIlmuwan
Muslim Dan PeranannyaPadaMasaBani
Abbasiyah........................................................................................................... 31
X.
Ilmu Pengetahuan yang berkembang di pada masa Bani
Abbasiyah........................................................................................................... 35
BAB 3 PENUTUP
I.
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 38
LATAR BELAKANG
«Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Fathir: 28)
Sayyid Qutub dalam tafsir Fi
Zhilal al-Qur’an, juz 6 hal. 149-150, menyebut alam raya ini sebagai al-kitab
al-kauny (buku alam). Buku itu dibuat dengan halaman-halaman indah,
berwarna warni, dengan isi yang menakjubkan sehingga menarik siapa saja yang
membacanya. Buku besar yang berjilid-jilid itu dibuka dengan satu buku petunjuk
yang disebut al-Qur’an. Maka sesungguhnya para ulama (ilmuwan) yang mampu
membaca, merenung, dan memikirkan kitab itu adalah orang-orang yang takut
kepada Allah. Mereka itu mengetahui Allah dengan ma’rifah haqiqiyyah
(pengetahuan yang benar), mengetahui pengaruh ciptaan dan kekuasaan-Nya. Mereka
merasakan hakikat keagungan-Nya melalui hakikat penciptaan. Maka, mereka
benar-benar takut, bertaqwa, dan beribadah kepada-Nya. Ilmu yang mereka dapat
adalah ilmu yang menghubungkan antara pikiran (akal), perasaan (hati), dan
tindakan (harakah).
Al-Razi menjelaskan dalam Mafatih al-Ghaib, juz 1 hal. 446-447
bahwa, ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya peran ilmu dan para ilmuwan
adalah manusia yang memiliki derajat tertinggi (QS al-Mujadilah: 11).
Alasannya, pertama, Para ilmuwan itu (ulama) adalah ahli surga karena
mereka takut kepada Allah (QS al-Bayyinah: 8 dan ar-Rahman: 46). Dalil akal
menyebutkan bahwa orang yang mengetahui Allah wajib takut kepada-Nya, karena
orang yang tidak mengetahui sesuatu tidak mungkin takut kepadanya. Para ilmuwan
takut kepada Allah karena mereka mengetahui kekuasaan-Nya (qudratullah),
mengetahui keluasan ilmu-Nya (‘ilmullah), dan mengetahui
kebijaksanaan-Nya (hikmatullah). Kedua, Hanya orang-orang berilmu
saja yang akan menjadi ahli surga. Karena hanya mereka saja yang takut kepada
Allah. Maka ilmu mengantarkan orang untuk mampu mendekat, mencintai, dan takut
kepada Allah. Ketiga, Kalaulah ada makhluk yang ditakuti setelah Allah, maka
mereka itu adalah para ahli ilmu. Karena mereka adalah orang-orang yang
memiliki keistimewaan di atas orang-orang bodoh. Keempat, Kedudukan ilmu
sangat tinggi. Maka Nabi Muhammad pun terus disuruh menambah ilmu, sebagaimana
dalam firman Allah: Katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan.” (QS Thaha: 144), Begitu pula Nabi Musa terus belajar: “Musa
berkata kepada Khidhr: ‘Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan
kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?.”
(QS al-Kahfi: 66). Begitu pula Nabi Sulaiman lebih berbangga memiliki ilmu
daripada kekuasaan. Firman Allah: “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia
berkata: ‘Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan
kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia
yang nyata.” (QS al-Naml: 16).
Para ahli ilmu menduduki derajat yang tinggi karena kemampuannya memadukan
antara iman dan ilmu. Yang membedakan tinggi rendah martabat seseorang adalah
iman dan ilmunya, kata Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, hal. 31.
Lanjutnya, seorang yang beriman, akan memancarkan sinar terang, wajah bersinar,
dan perilaku terpuji, memiliki moral dan akhlak mulia. Apalagi bila iman itu
dilengkapi dengan ilmu, seorang bisa menjadi agung, terhormat, walau tanpa
jabatan disandangnya. Iman dan ilmu saling melengkapi. Iman tanpa ilmu bisa
menjadikan seorang terperosok pada kesesatan, mengerjakan sesuatu yang disangka
menyembah Allah padahal mendurhakai-Nya. Begitu sebaliknya, ilmu tanpa iman
akan membahayakan dirinya dan orang lain. Tanpa iman, ilmu dapat merusak,
menghancurkan, dan memusnahkan.
Dalam rangka mencapai keagungan dan derajat yang tinggi itu umat Islam dari
generasi ke generasi terus belajar mengembangkan ilmu pengetahuan. Penghargaan
Islam yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan, menjadikan kaum Muslimin
berlomba-lomba membangun peradaban Islam. Karenanya, dalam sejarah dunia, umat
Islam pernah mencapai peradaban tertinggi di atas peradaban-peradaban lain.
Kewajiban menuntut ilmu diungkapkan al-Qur’an dalam sekian banyak ayat
dengan redaksi yang berbeda-beda. Jika merujuk akar katanya, `aqala dan tashrifnya
disebut sebanyak 49 kali; fakara dan tashrifnya disebut sebanyak
20 kali; faqiha sebanyak 20 kali; ‘alima sebanyak 679 kali; dan qara’a
sebanyak 70 kali.
Khazanah ilmu universal
Islam memandang bahwa ilmu
seluruhnya adalah milik Allah. Ilmu Allah itu sangat luas (QS al-An’am: 59 dan
al-Kahfi: 109). Manusia dengan kemampuan akalnya berusaha untuk menggali ilmu
Allah. Hanya dengan izin Allah manusia diperkenankan untuk mendapatkan ilmu-Nya
(QS al-Baqarah: 255). Maka tujuan mencari ilmu, mestinya diarahkan untuk ma’rifah
Allah (mengenal Allah), memahami syariah-Nya, mengemban tugas sebagai hamba
dan khalifah di bumi. Mencari ilmu untuk kebahagiaan hakiki yang menyeimbangkan
antara jasmani ruhani, spiritual material, dan duniawi ukhrawi dalam ridha
Allah. Hasilnya adalah terwujudnya manusia yang beriman kuat, beramal manfaat,
dan berakhlak mulia.
Atas dasar itu, dalam sejarah Islam, perkembangan ilmu pengetahuan maju
pesat hingga mencapai kejayaannya. Berbagai ilmu digali, diteliti dan diambil
dari pelbagai sumber. Sabda Rasulullah SAW: “Hikmah adalah barang yang
hilang milik seorang mukmin. Di manapun ia menemukannya, maka dialah yang
berhak mendapatkannya.” Sebuah makna betapa ilmu itu universal. Tentu saja,
seorang penuntut ilmu harus mencari ilmu dari sumber yang otentik otoritatif.
Maka sumber ilmu adalah al-khabar al-shadiq (informasi benar), bukan al-khabar
al-kazib (informasi bohong), dengan akurasi riwayat dan sanad.
Al-Quran menyebut orang yang menguasai ilmu sebagai al-`ulama. Sebutan
lain yang mirip adalah ulul albab (pemilik akal pikiran). Sayyid Quthb
menggambarkan mereka sebagai orang-orang yang selalu tafakkur (memikirkan)
tentang penciptaan langit dan bumi, tadabbur(merenungkan) silih
bergantinya siang dan malam, belajar dari kitab al-kaun al-maftuh (buku
alam terbuka). Fitrah mereka menyambut kebenaran yang terkandung di dalamnya,
selalu tawajjuh (menghadap) kepada Allah dengan shalat yang khusyu.
Lebih dari itu, mereka melahirkan karya yang bermanfaat sebagai hasil proses
belajar.
Klasifikasi ilmu
Bila dalam sejarah Islam ilmu
berkembang begitu maju dan pesat, hal itu tidak lain karena dikembangkan oleh
para ulama seperti di atas. Maka, kemudian ilmu pun berkembang dengan
kategorisasi tertentu, yaitu ilmu keislaman, ilmu pengetahuan alam, dan
filsafat dan humaniora.
Ilmu-ilmu keislaman berkembang pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat
yang semakin kompleks dalam memahami petunjuk agama yang bersumber dari
al-Quran dan al-Hadis. Karenanya, berkembanglah ilmu yang berhubungan dengan
al-Quran dan al-Hadis seperti tafsir, fikih, kalam, tasawuf, dan tarikh. Di
samping itu, berkembang pula ilmu-ilmu bantu serta metodologi yang sistematis
dalam kajian ilmu-ilmu tersebut seperti `Ulumul Qur’an, `Ulumul Hadits, Ushul
Fikih, dan lain sebagainya.
Ilmu pengetahuan alam atau eksakta mengalami perkembangan yang spektakuler
dengan ditemukannya dasar-dasar eksakta bagi peneliti berikutnya. Bahkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Barat tidak lepas dari peran para
saintis Muslim di masa klasik. Di antara disiplin ilmu eksakta yang menonjol
dikembangkan saintis Muslim waktu itu adalah astronomi, fisika, kimia,
kedokteran, biologi, matematika, dan aljabar.
Masuknya filsafat Yunani ke dunia Islam tidak lepas dari kebutuhan para
ilmuan Muslim terhadap ilmu-ilmu eksakta. Bagi mereka filsafat Yunani dengan
alat-alatnya seperti dialektika, silogisme, logika, dan sebagainya, sangat
membantu memecahkan persoalan teoritis ilmu pengetahuan. Melalui penerjemahan
karya-karya Aristoteles, Plato, dan lain-lain, pemikiran filsafat kemudian
dipahami dan dikembangkan sehingga
muncul corak baru dengan ciri khas tersendiri sebagai filsafat Islam.
Kemajuan di bidang humaniora terlihat dari kemajuan bidang sastra, baik
sastra Arab maupun Parsi. Kesusastraan Arab tidak dapat dilepaskan dari Islam.
Sejak sebelum Islam, tradisi intelektual Arab dapat dilihat dari karya-karya
sastranya. Tingginya nilai sastra dalam al-Qur’an membuat mempelajari kesusastraan
Arab semakin tinggi dalam rangka mengkaji al-Qur’an.
Ketiga kategori ilmu pengetahuan di atas, pada masa kejayaan Islam tidak
pernah dikotak-kotakkan menjadi bidang yang terpisah. Semua menjadi satu
kesatuan penting, tidak ada anggapan sebagiannya berguna dan sebagian lain
tidak berguna. Perhatian para ulama terhadap ilmu-ilmu alam, filsafat, eksakta,
dan humaniora sama besarnya dengan perhatian mereka terhadap ilmu-ilmu
keislaman. Namun ilmu dan peradaban Islam menjadi redup sejalan dengan pola
pikir yang berubah, di mana ilmu-ilmu keislaman dijadikan sebagai paling
dominan, sementara ilmu-ilmu lain menjadi ilmu pinggiran. Alhasil terjadilah
dikotomi dan dualisme ilmu pengetahuan yang menelantarkan ilmu-ilmu alam dan
humaniora. Wallahu A’lam bish-shawab
PEMBAHASAN
SEJARAH DAKWAH ISLAM
Sejak Nabi Muhammad saw. diutus sebagai nabi dan rasul
Allah untuk menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia di muka bumi, dakwah
Islam mulai disebarkan dan dikobarkan tanpa mengenal lelah dan putus asa.
Nilai-nilai ajaran Islam mulai diajarkan dan ditanamkan kepada kaum muslimin,
baik nilai ubudiyah, muamalah, maupun nilai ilmiah. Hal ini menumbuhkan
semangat dalam mengamalkan ajaran Islam, baik dalam bentuk ibadah (ubudiyah),
tata pergaulan dengan sesama (muamalah), maupun semangat dalam mencari dan
mengembangkan ilmu pengetahuan ilmiah. Dari masa ke masa, sejak masa
Rasulullah, Khulafaur rasyidin, bani Umayyah, bani Abbasiyah, hingga sekarang,
semangat keilmuan kaum muslimin itu terus terpelihara dan semakin berkembang
pesat. Berikut uraiannya.
A. SEJARAH
PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM SAMPAI
MASA DAULAH ABBASIYAH
Kaum muslimin diperintahkan untuk mencari, mengkaji,
dan mengembangkan ilmu pengetahuan menggunakan akal pikirannya. Atas dasar itu,
umat Islam melakukan berbagai pengkajian dan penelitian terhadap berbagai ilmu,
baik ilmu keagamaan maupun ilmu alam. Sejarah umat manusia mencatat bahwa umat
Islam telah berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di masanya.
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam
Islam terbagi pada empat periode, yaitu sebagai berikut.
1.
Periode Kenabian
Rasul adalah orang yang pertama memenuhi ajaran
Al-Qur’an. Beliau sangat intens dalam berdakwah dengan dua aspek yaitu Agama
dan pengetahuan. Rasul terus menyerukan umat Islam agar terus belajar membaca
dan menulis, umat Islam menyambut seruan Allah dan Hadist nabi tentang ilmu.
Mereka belajar membaca dan menulis agar dapat menyebarluaskan agamanya.
Pembentukan Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak itu disajikan oleh Rosulullah sebagai Mahaguru pendidik yang agung secara berangsur –angsur bersamaan dengan berangsur –angsurnya Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Pendidikan inipun diberikan dalam masa dua periode yaitu periode sebelum Hijrah yang berpusat di Mekkah. Dan periode sesudah Hijrah berpusat di Madinah.
Pada periode Mekkah Rasulullah mengutamakan pendidikan Aqidah dan Akhlak dan sedikit mengenai syariah. Tetapi pada periode Madinah selain pemantapan aqidah dan akhlak maka pembinaan syariah benar-benar diutamakan hingga pada suatu masa yaitu disempurnakannya didikan Islam dengan turunnya wahyu terakhir kepada beliau.
Kemudian sebelum beliau melaksanakan pendidikan secara terang – terangan kepada masyarakat luas setelah menerima wahyu, beliau membentuk kelompok yang berbentuk “ model pengajian “. Mula – mula hal ini dilakukan pada tempat di suatu bukit di luar kota Makkah tetapi kemudian berpindah ke rumah seorang pemuda bernama Al Arqam bin Abu Arqam yang berlangsung selama lebih kurang empat tahun. Pengikut pengajian itu berjumlah 40 orang, sebagian besar yang mengikuti adalah para pemuda.
Adapun lembaga pendidikan yang terkenal pada masa Rasulullah adalah Mesjid. Sudah menjadi tradisi Rasulullah bahwa beliau duduk di mesjid Nabawi di Madinah guna memberikan pelajaran kepada para sahabat mengenai masalah – masalah keagamaan dan masalah – masalah duniawi.
Pembentukan Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak itu disajikan oleh Rosulullah sebagai Mahaguru pendidik yang agung secara berangsur –angsur bersamaan dengan berangsur –angsurnya Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Pendidikan inipun diberikan dalam masa dua periode yaitu periode sebelum Hijrah yang berpusat di Mekkah. Dan periode sesudah Hijrah berpusat di Madinah.
Pada periode Mekkah Rasulullah mengutamakan pendidikan Aqidah dan Akhlak dan sedikit mengenai syariah. Tetapi pada periode Madinah selain pemantapan aqidah dan akhlak maka pembinaan syariah benar-benar diutamakan hingga pada suatu masa yaitu disempurnakannya didikan Islam dengan turunnya wahyu terakhir kepada beliau.
Kemudian sebelum beliau melaksanakan pendidikan secara terang – terangan kepada masyarakat luas setelah menerima wahyu, beliau membentuk kelompok yang berbentuk “ model pengajian “. Mula – mula hal ini dilakukan pada tempat di suatu bukit di luar kota Makkah tetapi kemudian berpindah ke rumah seorang pemuda bernama Al Arqam bin Abu Arqam yang berlangsung selama lebih kurang empat tahun. Pengikut pengajian itu berjumlah 40 orang, sebagian besar yang mengikuti adalah para pemuda.
Adapun lembaga pendidikan yang terkenal pada masa Rasulullah adalah Mesjid. Sudah menjadi tradisi Rasulullah bahwa beliau duduk di mesjid Nabawi di Madinah guna memberikan pelajaran kepada para sahabat mengenai masalah – masalah keagamaan dan masalah – masalah duniawi.
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan Islam
telah terjadi sejak zaman Rasulullah mulai mendakwahkan Islam. Wahyu
pertamanya, ialah surah al-`Alaq ayat 1-5 yang mengandung nilai-nilai spirit
ilmu pengetahuan. Di dalam wahyu tersebut terdapat perintah untuk membaca.
Allah Swt. pun menegaskan bahwa hakikat ilmu datangnya dari Allah dan awalnya
manusia tidak mengetahui apa-apa. Kata Iqra' pada ayat ke-1 surah al-`Alaq
memiliki makna yang beragam, seperti membaca, menelaah, mendalami, meneliti,
mengetahui ciri-ciri sesuatu, dan sebagainya. Semua itu terangkum dalam kata
membaca, baik teks yang tersurat seperti Al-Qur'an dan al-hadis maupun teks
yang tersirat seperti alam semesta.
Pada masa Rasulullah saw., ilmu pengetahuan yang lebih
banyak berkembang adalah ilmu-ilmu pokok tentang agama (usuluddin) dan ilmu
akhlak (moral). Meskipun tidak sepesat ilmu agama dan akhlak, bidang ilmu-ilmu
lainnya tetap berkembang. Pada zaman Rasulullah saw. proses pengkajian ilmu
yang lebih sistematis mulai dilakukan, diantaranya dasar-dasar ilmu tafsir
yang dikembangkan oleh para sahabat Rasulullah saw.
Di antara para ahli tafsir pada masa kenabian, yaitu
para khalifah yang empat. Mereka adalah Abu Bakar As-Siddig, Umar bin Khatab,
Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib. Selain itu banyak juga para sahabat
lain selain para khalifah, seperti Ibnu Mas`ud, Ibnu Abbas, Ubay Ibnu Ka'ab,
Zaid bin Sabit, Abu Musa Asy`ari, dan Abdullah bin Zubair. Dari kalangan
khalifah, yang paling banyak dikenal riwayatnya tentang tafsir adalah Ali bin
Abi Talib, karena mungkin dialah yang paling banyak menimba ilmu dari
Rasulullah saw.
Ilmuwan lain di bidang tafsir yang terkemuka pada
waktu itu adalah Abdullah bin Abbas, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Abbas.
Ibnu Abbas adalah anak paman Rasulullah saw., Abbas bin Abdullah bin Abdul
Mutalib, sekaligus ia juga murid dari Rasulullah sendiri. Ibnu Abbas dikenal
sebagai ahli tata bahasa Arab dan penerjemah Al-Qur'an.
Selain Ibnu Abbas, sahabat nabi yang termasuk ahli
tafsir ialah Abdullah bin Mas`ud. Ia lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Mas` ud.
Ibnu Mas'ud adalah salah seorang sahabat pertama yang paling muda usianya
ketika masuk Islam, yakni pada usia 6 tahun.
Selain ilmu tafsir, ilmu pengetahuan keagamaan lain
yang juga tumbuh dan berkembang pada masa Rasulullah saw. adalah ilmu tasawuf.
Di bidang tasawuf terdapat para ahli dan ulama yang telah berjasa mengembangkan
dan menggalinya serta melestarikannya sampai masa sekarang. Pada masa kenabian,
terdapat banyak kaum sufi yang tekun mengembangkan ilmu tasawuf. Kaum sufi
yaitu kaum yang menyebarkan ajaran Islam ke berbagai belahan dunia. Pada zaman
Rasulullah saw., mereka mempelajari Al-Qur'an secara langsung kepada Rasulullah
saw. dan menyediakan dirinya sematamata untuk Allah Swt. dan Rasul-Nya.
Pada masa Rasulullah saw. juga terdapat banyak
aktivitas keilmuan, baik yang dilakukan oleh Rasulullah saw. sendiri, yang
dilakukan bersama para sahabatnya, maupun yang dilakukan oleh para sahabat
beliau secara mandiri. Di antara aktivitas keilmuan yang dilakukan oleh
Rasulullah saw. dan para sahabat pada waktu itu adalah sebagai berikut.
a.
Pengumpulan dan penulisan AI-Qur'an
Pada masa Rasulullah saw., Al-Qur'an belum tersusun
dan tertata mengingat proses turunnya wahyu masih berlangsung. Namun pada masa
itu, Rasulullah saw. telah memerintahkan para sahabatnya agar menyusun, menata,
dan menyimpan ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diturunkan Allah Swt. kepada-Nya.
Pengumpulan Al-Qur'an pada masa Rasulullah saw. ditempuh dengan dua cara,
sebagai berikut.
Pertama: Al-Jam`u fis Sudur; maksudnya,
para sahabat langsung menghafalnya di luar kepala setiap kali Rasulullah saw.
menerima wahyu dan menyampaikannya kepada mereka.
Kedua: Al-Jam`u fis Sutur; maksudnya,
para sahabat diminta menuliskan kembali ayat-ayat Al-Qur'an setelah dibacakan
oleh Rasulullah. Biasanya sahabat menuliskan Al-Qur'an pada Ar-Riqa' (kulit
binatang), Al-Likhaf (lempengan bate), Al-A ktaf(tulang binatang), atau Al-'
Usbu ( pelepah kurma). Jumlah sahabat yang menulis Al-Qur'an pada waktu itu
mencapai 40 orang.
b.
Pengumpulan dan penulisan al-hadis
Pada mulanya Rasulullah saw. melarang para sahabat
mengumpulkan dan menuliskan hadis-hadis dari beliau, dengan alasan sebagai
berikut.
1)
Nabi sendiri pernah melarangnya, kecuali bagi sahabat-sahabat tertentu yang
diizinkan oleh beliau sebagai catatan pribadi.
2)
Rasulullah masih berada di tengah-tengah umat Islam sehingga dirasa tidak perlu
untuk dituliskan pada waktu itu.
3)
Kemampuan baca tulis di kalangan para sahabat masih sangat terbatas, sedikit
sekali para sahabat Rasulullah saw. pada masa itu yang bisa baca tulis.
4)
Umat Islam sedang dikonsentrasikan kepada Al-Qur'an, sebagai satu-satunya
sumber hukum dan aturan dari Allah Swt.
5)
Kesibukan-kesibukan umat Islam yang luar biasa dalam menghadapi perjuangan
dakwah yang sangat penting, terutama berjuang bagi perluasan dakwah Islam.
Akan tetapi pada perkembangannya, atas penjelasan dan
argumen para sahabat, Rasulullah saw. akhirnya mengizinkan para sahabatnya yang
tergolong sebagai pencatat wahyu untuk mencatat dan menyimpan hadis-hadis
beliau sepanjang ada jaminan tidak akan keliru dari penulisan Al-Qur'an.
Di samping ilmu-ilmu keagamaan, pada masa Rasulullah
saw. juga telah berkembang ilmu pengetahuan umum, seperti ilmu perekonomian
Islam, ilmu politik Islam, dan sebagainya. Bahkan perkembangan ilmu pengetahuan
di bidang ekonomi pada masa Rasulullah saw. terus berkembang sampai sekarang.
Banyak teori tentang ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak masa Rasulullah saw.
digunakan pada zaman modern seperti sekarang. Di antaranya, teori invisible hands yang berasal dari Nabi
Muhammad saw. dan sangat populer di kalangan ulama Islam. Teori ini berasal
dari hadis Nabi Muhammad saw. sebagaimana disampaikan oleh Anas bin Malik
sehubungan dengan adanya kenaikan harga-harga barang di Kota Madinah. Hadis
tersebut diriwayatkan sebagai berikut.
“Harga-harga melambung pada masa
Rasulullah saw. Orang-orang ketika itu mengajukan saran kepada Rasulullah
dengan berkata: “Ya Rasulullah hendaklah engkau menentukan harga”. Rasulullah
saw. berkata: “Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga, yang menahan dan
melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku menemui
Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku tentang kezaliman
dalam darah maupun harta.“
Ucapan Nabi Muhammad saw. itu mengandung pengertian
bahwa harga pasar itu sesuai dengan kehendak Allah yang dapat terjadi secara
alamiah (sunnatullah), yang tidak bisa dibantah atau dikendalikan oleh siapa
pun.
2.PERIODE KHULAFAUR RASYIDIN
Sepeninggal
rasullulah saw.,dunia islam di pimpin oleh para khalifah rasullulah saw.yang di
kenal dengan Khulafaur Rasyidin(para khalifah yang mendapat petunjuk).Mereka
itu adalah Abu Bakar as-Siddiq,Umar bin khatab,Usman bi Affan,dan Ali bin Abi
Talib.Di bawah kepemimpinan mereka,Islam semakin maju dan ilmu pengetahuan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat.Banyak ilmu pengetahuan
yang tumbuh dan berkembang pada masa itu,baik itu ilmu-ilmu keagamaan maupun
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya,sepeti ilmu administrasi Negara dan ilmu
pemerintahan islam.
Atas
dasar pengkajian dan pemahaman ilmu pengetahuan di bidang pemerintahan dan
administrasi Negara,maka pada masa Khulafaur Rasyidin di bentuk sejumlah
departemen untuk mengurus kebutuhan Negara islam,Negara(Nizam
al-idary),departemen ekonomi dan keuangan(nizam al-Maly),departemen angkatan
perang (nizam al-Harby),serta departemen urusan peradilan dan kekuasaan
kehakiman (Nizam al-Qada).
Ilmu
pengetahuan di bidang keagamaan juga tetap tumbuh dan berkembang secara
pesat,bahkan melebihi kepesatan ilmu pengetahuan umum.Pada masa itu telah
berkembang ilmu tafsire AL-Qur’an,ilmu qiraat AL-Qur’an,ilmu hadist,nahwu,dan
sebagainya.Atas dasar spirit islam yang terkandung dalam AL-Qur’an dan
al-hadist,kaum muslimin terus mengkaji dan mengembangkan berbagai ilmu
pengetahuan, baik pengetahuan agama
maupun umum,sehingga karya-karyamereka masih dapat kita temukan dan pelajari
sampai saat ini.
3.PERIODE BANI UMAYYAH
Pertumbuhan
dan perkembangan ilmu penetahuan islam pada masa ini berjalan di zaman pemulaan
islam,hanya ada sedikit peningkatn sesuai dengan perkembangan Daulah Islamiyah
sendiri.Sebagai mana telah telah diketahui bersama bahwa pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan islam di bagi dalam empat periode.Adapun untuk
[ertumbuhan ilmu pengetahuan islam masa bani Umayyah masuk dalam kategori
periode ketiga,yaitu periode pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
islam yang berlangsung setelah mas kenabian dan masa Khalufaur Rasyidin.Kedua
masa itu termasuk masa-masa awal,sehingga hanya ada sedikit kemajuan seperti
yang di terangkan di atas.Kemajuan kecil ini hanya di wanai dengan
berkembangnya ilmu-ilmu keagamaan dan kecil ilmu-I;mu pengetahuan umum.
Faktor
yang menyebabkan kurang pesatnya perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan pada masa
ini,salah satunya adalah factor pemerintahan bani Umayyah yang leih suka pada
membangun kekuatan pemeintahan atau politik yang cenderung otoriter.Untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan islam pada masa bani Umayyah secara
detail,simaklah pembahasan berikut ini.
Pada
masa bani Umayyah ada tiga aktivitas keilmuan yang berkembang dengan
sendirinya,yaitu aktivitas pengembangan ilmu-ilmu agama,karena di dorong
semangat agama yang sangat kuat ;aktivitas pembangunan filsafat,karena ahli
agama I akhir bani Umayyaj memperguakan filsafat untuk melawan Yahudi dan
Nasrani;aktivitas pengembangan ilmu sejarah,karena ilmu-ilmu agama memerlukan
riwayat atau asal usul suatu masalah keilmuan.
a.Aktivitas pengembangan ilmu-ilmu
agama
Aktivitas pengembangan ilmu pengetahuan di bidang agama dapat
didentifikasi menjadi dua bagian,sebagai berikut.
1)kelembagaan
sebagai pusat aktivitas keilmuan islam.
Pada masa itu,masjid-masjid menjadi semacam lembaga sebagai pusat
kehidupan dan kegiatan ilmu pengetahuan,terutama ilmu-ilmu agama islam.Seorang
ustazduduk di dalam masjid dan para murid duduk di sekelilingnya membentuk haqalah(lingkaran) untuk mendengarkan
pelajaran yang di sampaikan oleh ustaz.kadang dalam satu masjid terdapat
beberapa haqalah ustaz dan pelajaran
yang berbesa-beda.Kadang pula ustaz menggunakan rumahnya untuk mengajar.Pada
zaman ini belum ada sekolah atau gedung khusus sebagai tempat belajar.Beberapa
ustaz pada masa ini adalah Abdullah bin Abbas,Hassan basri,ja’far as-Sidiq,dan
dan lain-lain.Kota-kota yang menjadi pusat kegiatan pendidikan ini masih
seperti zaman Khulafaur Rasyidin,yaitu Damaskus,Kufah,Basrah,Mesir,dan beberapa
pusat pendidikan baru seperti Kordoba,Granada,Kairawan,dan lain-lain.
2)materi kajian ilmu pengetahuan
Materi kajian ilmu-ilmu agama yang berkembang pada masa ini dapat
dimasukkan ke dalam kelompok Al-Qur’an al-islamiyah (ilmu-ilmu
islam),yaitu ilmu-ilmu al-Qur’an,al-hadist,fikih,tarikh,ulumul lisaniyah,dan
jughrofi.Ilmu-ilmu islam itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga bagian,yaitu :
a)
Al-Ulum asy Syar’iyah,yaitu ilmu-ilmu agama islam;
b)
Al-Ulum al-Lisaniyah,yaitu
ilmu-ilmu untuk memastikan bacaan Al-Qur;an,menafsirkan dan memahami Hadist;
c)
At-Tarikh wal jugrafi,yaitu
ilmu sejarah dan geografi.
b. Perkembangan ilmu-ilmu keislaman (Ulum
al-islamiyah)
Ilmu-ilmu keislaman yang tumbuh dan berkembang pada masa itu,antar lain
sebagai berikut.
1)
Ilmu qiraat; yaitu ilmu cara membaca
Al-Qu’an.Orang yang pandai membaca Al-Qur’an disebut Qurra.Pada masa ini pula lahir ilmu qira’at sab’ah (tujuh macam bacaan
Al-Qur’an) yang kemudian di tetapkan menjadi dasar bacaan (Usulul Lil Qira’ah).pelopor bacaan ini terdiri atas kaum Malawy, antara lain
Abdullah bin Kasir,Asim bin Abu Nujud,Abdullah bin Amir,Ali bin Hamzah,dan
lain-lain.
2)
Ilmu tafsir; ilmu yang berusaha memberikan
penafsiranterhadap ayat-ayat Al-Qur’an dengan tujuan untuk
menghasilkan hokum dan
undang-undang.Ahli tafsir yang pertama dikenal pada mas ini ialah Ibnu
Abbas,seorang sahabat terkenal yang eafat pada tahun 68 H.Menurut riwayat yang
mutawati,beliau adalah orang yang pertama menafsirkan Al-Qur’an dengan cara
riwayat dan isnad.Ahli tafsir lainnya
adalah Mujahib yang wafat pada tahun 109H dan seorang ulama Syi’ah
bernama Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Husain,cucu Sayyaidina Ali bin Abi Talib.
3)
Ilmu hadis; untuk membantu di dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an.karena
terdapat banyak hadis maka timbulah usaha untuk mencari riwayat dan sanad hadis
yang akhirnya mejadi ilmu hadis dengan segala cabang-cabangnya.
Para ahli hadis yang terkenal pada
masa ini antara lain:
a) Abu
Bakar bin Muhammad bin Ubaidillah bin Zihad Az-Zuhri (w.123 H).
Ibnu Abi Malikiah,yaitu Abdullah bin
Abi Malikiah (w.119 H)
Pada masa Khalifah Umar bin Abdul
Aziz,barulah hadis dibukukan secara sistematis. Usaha itu dirintis oleh Ibnu
Zihab Az-Zuhri yang kemudian disusul oleh sejumlah ulama lain.
4)
Ilmu nahwu; yaitu ilmu tentang perubahan bunyi pada kata-kata yang terdapat di
dalam Al-Qur’an.Pengarang ilmu nahwu yang pertama dan membukukan berbagai teorinya sehingga
terkenal sampai saat ini ialah Abu Aswad Ad-Dualy (w.69 H). Beliau belajar dari
Ali bin Abi Talib sehingga ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa Ali bin Abi
Talib adalah Bapak Ilmu Nahwu.
5)
Ilmu jugrafi; tentang ilmu jugrafi, sekalipun bukan berasal dari bangsa
Arab,namun kaum muslimin menggap ilmu ini mempunyai peran sangat penting bagi
kelangsungan ajaran Islam .Oleh sebab itu,mereka menggap ilmu ini perlu dikaji
dan dipelajari oleh umat islam,dengan tiga alas an,yaitu :
a)
Dalam rukun islam terdapat perintah menunaikan ibadah haji.Untuk menunaikan
rukun islam yang kelima itu (haji), kaum muslimin di seluruh penjuru dunia
harus mengetahui ilmu bumi dan ilmu geografi.
b)
Kewajiban menuntut ilmu bagi kaum
muslimin mengharuskan mereka melakukan Rihlah Ilmiyah (perjalanan mencari ilmu
ke berbagai Negara dan benua) untuk menuntut Ilmu ,hal mana mengharuskan kaum
muslimin mengetahui ilmu bumi atau geografi.
c)
Keharusan berdakwah dan berjihad untuk mengembangkan Islam,juga mengharuskan
kaum muslimin menetahui ilmu bumi.
C. perkembangan ilmu-ilmu kealaman
(ulum at-tabi’iyah)
Ilmu-ilmu
pengetahuan yang tergolong pada ilmu-ilmu kealaman banyak disalin dari bahasa
asing ke dalam bahasa arab dan disempurnakan untuk kepentingan keilmuan umat
islam. Ilmu-lmu itu juga mengalami perkmbangan yang bagus, meskipun tak sebagus
pekembangan ilmu keislaman. Ilmu-ilmu alam yang tumbuh dan berkembang pada masa
bani umayyah anatara lain :
1) Ilmu kimia
Khalifah
yazid bin mua’wiyah membuat program gerakan penerjemeh buku-buku asing ke dalam
bahasa arab. Khlifah mendatangkan beberapa orang romawi yang bermukin di mesir,
di antranya maryanis seorang pendeta yag mengajarkan ilmu kimia. Penerjemah ke
dalam buku arab dilakukan oleh isthafun
2) Ilmu astronomi
Ilmu
anstromi mengalami perkembanagan cukup pesat pada masa itu. Mungkin karena ilmu
ini sangat diperlukan untuk kepetingan berperang dalam rangka perluasan wilayah
dakwah islam. Pangliama perang pada masa dinasti umayyah yang menggemari ilmu
bintang adalah khlid bin walid.beliau
sangangat menggemari ilmu ini sehingga dikeluarjan sejumlah uang untuk
mempeljari dan mebeli alat-alatnya. Kegemarannnya terhadap anstronom,
membuatnya slal dekatdengan para ahli ilmu bintang setiap kali hendak terjun ke
medan perang.
3) Ilmu ke dokteran
Penduduk
dimaskus pada waktu itu telah cukup mapu dalam mmbaca baca dan tulis, bahakan
tak sedikit yang menguasi bahasa asing. Mereka telah banyak menyalin dan
menerjemahakan bahasa arab seperti ilmu-ilmu ke dokteran. Salah satu karyanya
adalah karangan Qis Ahrum dalam bahasa suryani yang disalin ke bahasa arab oleh
Masjuwaihi. Dengan sendirinya, ilmu ke
dokteran dapat berkembang dengan baik pada masa itu.
4) Filsafat islam
Filsafat
sebenarnya baru tumbuh setelah gerak filsafat mucul di akhir masa bani umayyah
untuk melawan pemikiran yahudi dan nasrani yang selalu menyerang dan
mendiskreditkan ajaran islam. Pemikiran teologis dari agama Kristen sudah
berkembang lebih dulu sebelum datangnya islam dan masuk ke lingkungan islam
secara sengaja untuk merusak akidah islam. Karena ituh timbul kenginn kaum
muslimin untuk mengali pemikiran tuk merusak akidah islam. Karena ituh timbul
kenginn kaum muslimin untuk mengali pemikiran yang bersiafat teologis, sehingga
dapat menolak ajran-ajaran teologis dari agama Kristen. Ilmu ini kemudian
disebut ilmu kalam. Ilmu kalam dalam perkembangannya menjadi ilmu khusus yang
membahas tentang berbagai macam pola pemkiran yang berbeda dari ajran islam
sendiri. Hal ini didukung oleh banyaknya ayat dalam AL-QUR’AN yang
memerintahkan untuk membaca, berpikir dan mengunakan akal ke semuanya mendorong
umat islam, terutama para ahlinya untuk berpikr mengenai mengenai segala
sesuatu guna mendapatkan kebenaran dan kebijaksanaan . dalam perkembangan
selanjutnya, ilmu kalam berkembang menjadi filsafat islam.
5) Ilmu sejarah
Pada
masa bani umayyah, penkajian ilmu sejarah manghasilkan tarikh yang terbagi
dalam 2 kategori:
a)
ilmu tarikh islam yaitu sejarah kaum muslimin
dengan segala perjuangan serta riwayat hidup pemipin-pemipin mereka.
Sumber tarikh dalam bidang ini adalah amal perbuatan mereka sendiri.
b)
Tarikh umum yaitu sejarah bangsa-bangsa lain yang dipelajari dan di salin
dengan sunguh-sunguh sejak masa bani umayyah. Hal ini karea khalifah mereka
termasuk orang-orang yang palng gemar untuk mengetahui orang-orang ternama dari
sejarah bangsa-bangsa lain. Namun demikian ilmu pada masa umayyah baru dalam
tahap awal pertumbuhan. Ilmu sejarah mulai berkembang pesat pada masa
abbasiyah.
4) PERIODE BANI ABBASIYAH
A. Penjelasan Awal
Periode
ini diakui dunia islam sebagi masa kajayaan ilmu pengetahuan dan peradabaan dalam islam . masa
pemerintahaan bani abbasiyah merupakan masa kejayaan islam dalam berbagai
bidang, khususnya bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pada masa ini umat
islam telah banyak melakukan kajian kritis tentag tentang berbagai ilmu
pengetahuan, sehinga ilmu pengetahuan, baik aqli(rasional) maupun
naqli(tekstual), mengalami kemajuan secara gemilang. Pada masa dinasti ini, proses
transformasi ilmu pengetahuan dilalakukan dengan cara penerjemahan berbagai
buku karangan bangsa-bangsa terdahulu, seperti bangsa yunani, romawi,
hindu,Persia serta berbagai naskah yang ada di kawasan timmur tengah, afrika,
Mesopotamia, dan mesir.
Meskipun
pada waktu itu pusat-pusat tudi ke ilmuan belum memiliki fasilitas yang memadai
seperti saat ini, namun aktivitas ke ilmuan tetap berjalan dan berkembang
dengan penuh semangat. Pada masa ini, pusat-pusat kajian ilmiah betempat di
masjid-masjid, misalnya masjid Basrah. Di masjid ini terdapat kelompok studi
yang disebut Halaqat al jadl, Halaqat al fiqh, Halqat al-tafsir wal hadist dan
lain-lain. Banyak orang dari berbagai suku bangsa yang datag ke tempat studi
ilmu pengetahuan itu. Dengan demikian berkembanglah kebudayaan dan ilmu
pengetahuan dalam islam.
Di
awal berdirinya pemerntahan bani absiyyah, belum mengenal lemaga pendidikan
formal, seperti sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Mereka masih mengikuti
tradisi keilmuan para pendahulu mereka,
dinasti Umayyah. Baru pada khalifah Harum Ar-Rasyid, didirikan lembaga
pendidikan formal seperti darul hikmah, yang kemudian dilanjutkan dan
disempurnakan oleh Al-makmuh. Dari lembaga inilah banyak lahir para
sarjana dan para ahl ilmu pengetahuan
yang membawa kejayaan dinasti Abbasiyah
dan umat islam pada umumnya.
B.
Kelahiran Daulah Abbasiyah
Masa Daulah Abbasiyah adalah masa
keemasan Islam, atau sering disebut dengan istilah ‘’The Golden Age’’.
Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang
ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai
cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku
dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan
cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di
berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Bani Abbas mewarisi imperium besar Bani
Umayah. Hal ini memungkinkan mereka dapat mencapai hasil lebih banyak, karena
landasannya telah dipersiapkan oleh Daulah Bani Umayah yang besar. Menjelang
tumbangnya Daulah Umayah telah terjadi banyak kekacauan dalam berbagai bidang
kehidupan bernegara; terjadi kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan yang
dibuat oleh para Khalifah dan para pembesar negara lainnya sehingga terjadilah
pelanggaran-pelanggaran terhadap ajaran Islam, termasuk salah satunya
pengucilan yang dilakukan Bani Umaiyah terhadap kaum mawali yang
menyebabkan ketidak puasan dalam diri mereka dan akhirnya terjadi banyak
kerusuhan .
Bani Abbas telah mulai melakukan
upaya perebutan kekuasaan sejak masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M)
berkuasa. Khalifah itu dikenal memberikan toleransi kepada berbagai kegiatan
keluarga Syiah. Keturunan Bani Hasyim dan Bani Abbas yang ditindas oleh Daulah
Umayah bergerak mencari jalan bebas, dimana mereka mendirikan gerakan rahasia
untuk menumbangkan Daulah Umayah dan membangun Daulah Abbasiyah.
Di bawah pimpinan Imam mereka
Muhammad bin Ali Al-Abbasy mereka bergerak dalam dua fase, yaitu fase sangat
rahasia dan fase terang-terangan dan pertempuran. Selama Imam Muhammad masih
hidup gerakan dilakukan sangat rahasia. Propaganda dikirim ke seluruh pelosok
negara, dan mendapat pengikut yang banyak, terutama dari golongan-golongan yang
merasa ditindas, bahkan juga dari golongan-golongan yang pada mulanya mendukung
Daulah Umayah. Setelah Imam Muhammad meninggal dan diganti oleh anaknya
Ibrahim, pada masanya inilah bergabung seorang pemuda berdarah Persia yang gagah
berani dan cerdas dalam gerakan rahasia ini yang bernama Abu Muslim
Al-Khurasani. Semenjak masuknya Abu Muslim ke dalam gerakan rahasia Abbasiyah
ini, maka dimulailah gerakan dengan cara terang-terangan, kemudian cara
pertempuran, dan akhirnya dengan dalih ingin mengembalikan keturunan Ali ke
atas singgasana kekhalifahan, Abu Abbas pimpinan gerakan tersebut berhasil
menarik dukungan kaum Syiah dalam mengobarkan perlawanan terhadap kekhalifahan
Umayah. Abu Abbas kemudian memulai makar dengan melakukan pembunuhan sampai
tuntas semua keluarga Khalifah, yang waktu itu dipegang oleh Khalifah Marwan II
bin Muhammad. Begitu dahsyatnya pembunuhan itu sampai Abu Abbas menyebut
dirinya sang pengalir darah atau As-Saffah. Maka bertepatan pada bulan
Zulhijjah 132 H (750 M) dengan terbunuhnya Khalifah Marwan II di Fusthath,
Mesir dan maka resmilah berdiri Daulah Abbasiyah.
Dalam peristiwa tersebut salah
seorang pewaris takhta kekhalifahan Umayah, yaitu Abdurrahman yang baru berumur
20 tahun, berhasil meloloskan diri ke daratan Spanyol. Tokoh inilah yang
kemudian berhasil menyusun kembali kekuatan Bani Umayah di seberang lautan,
yaitu di keamiran Cordova. Di sana dia berhasil mengembalikan kejayaan
kekhalifahan Umayah dengan nama kekhalifahan Andalusia.
Pada awalnya kekhalifahan Daulah
Abbasiyah menggunakan Kufah sebagai pusat pemerintahan, dengan Abu Abbas
As-Safah (750-754 M) sebagai Khalifah pertama. Kemudian Khalifah penggantinya
Abu Jakfar Al-Mansur (754-775 M) memindahkan pusat pemerintahan ke Baghdad. Di
kota Baghdad ini kemudian akan lahir sebuah imperium besar yang akan menguasai
dunia lebih dari lima abad lamanya. Imperium ini dikenal dengan nama Daulah
Abbasiyah.
Dalam beberapa hal Daulah Abbasiyah
memiliki kesamaan dan perbedaan dengan Daulah Umayah. Seperti yang terjadi pada
masa Daulah Umayah, misalnya, para bangsawan Daulah Abbasiyah cenderung hidup
mewah dan bergelimang harta. Mereka gemar memelihara budak belian serta istri
peliharaan (hareem). Kehidupan lebih cenderung pada kehidupan duniawi ketimbang
mengembangkan nilai-nilai agama Islam . Namun tidak dapat disangkal sebagian
khalifah memiliki selera seni yang tinggi serta taat beragama.
C.
Sistem Politik, Pemerintahan dan Sosial
Khalifah pertama Bani Abbasiyah,
Abdul Abbas yang sekaligus dianggap sebagai pendiri Bani Abbas, menyebut
dirinya dengan julukan Al-Saffah yang berarti Sang Penumpah Darah. Sedangkan
Khalifah Abbasiyah kedua mengambil gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar
pemerintahan Abbasiyah. Di bawah Abbasiyah, kekhalifahan berkembang sebagai
system politik. Dinasti ini muncul dengan bantuan orang-orang Persia yang
merasa bosan terhadap Bani Umayyah di dalam masalah sosial dan politik
diskriminastif. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai gelar ”Imam”, pemimpin
masyarakat muslim bertujuan untuk menekankan arti keagamaan kekhalifahan.
Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyah di dalam mengumumkan lebih dari satu putra
mahkota raja.
Al-Mansur dianggap sebagai pendiri
kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi
ibu kota Dinasti Abbasiyah dan merupakan pusat perdagangan serta kebudayaan.
Hingga Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang
kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian
dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.
Ada beberapa sistem politik yang
dijalankan oleh Daulah Abbasiyah, yaitu
a.
Para Khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sedangkan pejabat lainnya
diambil dari kaum mawalli.
b.
Kota Bagdad dijadikan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan
politik, ekonomi, sosial dan ataupun kebudayaan serta terbuka untuk siapa saja,
termasuk bangsa dan penganut agama lain.
c.
Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang mulia, yang penting dan sesuatu
yang harus dikembangkan.
d.
Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia.
2.
Sistem Sosial
Pada masa ini, sistem sosial adalah
sambungan dari masa sebelumnya (Masa Dinasti Umaiyah). Akan tetapi, pada masa
ini terjadi beberapa perubahan yang sangat mencolok, yaitu:
a.
Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan serta mendapatkan tempat yang sama
dalam kedudukan sosial
b.
Kerajaan Islam Daulah Abbasiyah terdiri dari beberapa bangsa ang berbeda-beda
(bangsa Mesir, Syam, Jazirah Arab dll.)
c.
Perkawinan campur yang melahirkan darah campuran
d.
terjadinya pertukaran pendapat, sehingga muncul kebudayaan baru .
D.
Kejayaan Daulah Abbasiyah
Masa
Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah
secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan
naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian
diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim
yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun non agama juga
muncul pada masa ini. Pesatnya perkembangan peradaban juga didukung oleh
kemajuan ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat.
Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga
menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam
1.
Gerakan penerjemahan
Meski
kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk
menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan Persia
ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para
ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari naskah-naskah yunanidalam
berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran.
Pelopor
gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah
Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan, naskah
yang diterjemahkan terutama dalam bidang astrologi, kimia dan kedokteran.
Kemudian naskah-naskah filsafat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan.
Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu
pragmatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga
diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang
diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal
bahasa, Arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.
Pada masa
ini, ada yang namanya Baitul hikmah yaitu perpustakaan yang berfungsi sebagai
pusat pengembagan ilmu pengetahuan. Pada masa Harun Ar-Rasyid diganti nama
menjadi Khizanah al-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai
perpustakaan dan pusat penelitian. Pada masa Al-Ma’mun ia dikembangkan dan
diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah, yang dipergunakan secara lebih maju
yaitu sebagai tempat penyimpanan buku-buku kuno yang didapat dari Persia,
Bizantium, dan bahkan dari Ethiopia dan India. Direktur perpustakaannya seorang
nasionalis Persia, Sahl Ibn Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini
sebagai perpustakaan juga sebagai pusat kegiatan study dan riset astronomi dan
matematika.
2.
Dalam bidang filasafat
Pada masa
ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti
logika, geometri, astronomi, dan juga teologia. Beberapa tokoh yang lahir pada
masa itu, termasuk diantaranya adalah Al-Kindi, Al-farobi, Ibnu Sina dan juga
Al-Ghazali yang kita kenal dengan julukan Hujjatul Islam.
3. Perkembangan Ekonomi
Ekonomi
imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai macam
industri sepertikain linen di Mesir, sutra dari Syiria dan Irak, kertas dari
Samarkand, serta berbagai produk pertanian seperti gandum dari Mesir dan kurma
dari Iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai
wilayah kekuasaan Abbasiyah dan Negara lain.
Karena
industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung
lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang
dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan
dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan
dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa
puncak kejayaan sehingga hubungan perdagangan antara keduanya menambah
semaraknya kegiatan perdagangan dunia.
4.
Dalam bidang Keagamaan
Di bawah kekuasaan Bani Abbasiyah,
ilmu-ilmu keagamaan mulai dikembangkan. Dalam masa inilah ilmu metode tafsir
juga mulai berkembang, terutama dua metode penafsiran, yaitu Tafsir bir Ra’i
dan Tafsir bil Ma’tsur. Dalam bidang hadits, pada masa ini hanya
merupakan penyempurnaan, pembukuan dari catatan dan hafalan para sahabat. Pada
masa ini pula dimulainya pengklasifikasian hadits, sehingga muncul yang namanya
hadits dhaif, maudlu’, shahih serta yang lainnya.
Sedangkan dalam bidang hukum Islam
karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali
(w.122 H/740 M) yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakim agung yang
pertama adalah Abu Hanifah (w.150/767). Meski diangap sebagai pendiri madzhab
Hanafi, karya-karyanya sendiri tidak ada yang terselamatkan. Dua bukunya yang
berjudul Fiqh al-Akbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah
Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya terselamatkan karena ditulis oleh
para muridnya.
E.
Runtuhnya Daulah Abbasiyah
Tak ada gading ang tak retak.
Mungkin pepatah inilah ang sangat pas untuk dijadikan cermin atas kejayaan ang
digapai bani Abbasiah. Meskipun Daulah Abbasiyah begitu bercahaya dalam
mendulang kesuksesan dalam hampir segala bidang, namun akhirnya iapun mulai
kaku dan akhirnya runtuh. Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan
daulah Abbasyiah, yaitu:
1.
Faktor Internal
Mayoritas kholifah Abbasyiah periode
akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban
mereka terhadap negara. Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara
komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukuan - Semakin kuatnya pengaruh
keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan
atas posisi mereka.
Dengan profesionalisasi angkatan
bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi. Permusuhan
antar kelompok suku dan kelompok agama.
Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
2.
Faktor Eksternal
Perang Salib yang berlangsung
beberapa gelombang dan menelan banyak korban. Penyerbuan Tentara Mongol dibawah
pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu
Khan menanndai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncul: Kerajaan Syafawiah di
Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India.
F.
Kesimpulan
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah
karena para pendiri dan penguasanya adalah keturunan al Abbas paman Nabi
Muhammad SAW. Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn
Ali ibn Abdullah ibn Abbas. Berdirinya Dinasti ini tidak terlepas dari
keamburadulan Dinasti sebelumny, dinasti Umaiyah. Pada mulanya ibu kota negera
adalah al-Hasyimiyah dekat kufah. Namun untuk lebih memantapkan dan menjaga
setabilitas Negara al-Mansyur memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad. Dengan
demikian pusat pemerintahan dinasti Abasiyah berada di tengah-tengah bangsa
Persia. Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia
mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan
yudikatif.
Puncak perkembangan dinasti
Abbasiyah tidak seluruhnya berawal dari kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah
sendiri. Sebagian diantaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam
bidang pendidikan misalnya di awal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai
berkembang. Namun lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa
pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.
Pada beberapa dekade terakhir,
daulah Abbasiyah mulai mengalami kemunduran, terutama dalam bidang politiknya,
dan akhirnya membawanya pada perpecahan yang menjadi akhir sejarah daulah
abbasiyah.
Imu pengetahuan yang tumbuh dan berkembang pada masa
dinasti Abbasiyah dapat diidefikasi pada dua ketegori, sebagai berikut ini.
- Ilmu pengetahuan
1)
Ilmu tafsir
Ilmu
tafsir pada masa bani abbsiyah berkuasa, mengalami kemajuan pesat. Tafsir pada
zaman ini terdiri atas Tafsir bil ma’sur yaitu Al-Quran yang di tafsirkan bil
ra’yi, yaitu penafsiran Al-Qur’an dengan mengunakan akal pikiran manusia. Para
ahli tafsir bil masur yang terkenal pada masa ituh , antara lain ibnu jarir
al-thabry, ibnu Athiyah Al-Andalusy dan As Sundai yang mendasrakan tafsirannya
kepada ibnu Abba dan mas’ud; Musqatil bin Suaiman yang tafsrannya ter pengaruh
oleh kitab taurat; dan Muhamad bin Ishak yang dalam tafsiranya banyak mengutip
cerita israiliyat. Para ahli bil Ra’yi yang terkenal pada masa ituh , anatara
lain Abu Bakar Asam, Abu Muslim Muhamd Bin Bahr Isfahany, Ibnu Jarul Al-Asady,
Abu Yunus Abdussalam.
2)
Ilmu hadis
Hadist
merupakan sumber hokum sumber islam ke dua setelah Al-Qur’an. Pada masa pemerintahan dinasti abbasiyah, ilmu
hadis berkembag dengan pesat. Pada masa banyak lahir para ahli hadis terkemuka
a)
Imam bukhari, atau Abu Abdullah muhamad
bin abli hasan al-bukhari. Iman yang lahir di Bukhara pada tahun 194H dan wafat
pada tahun 256 di Bagdad ini, banyak melahirkan di bidang ilmu hadis. Di
anatara karaya monumental adalah shih bukhary.
b)
Iman muslim , atau imam abu muslim bin al-hajjaj al-qushairy al-naisjabury.imam
yang wafat pada 261H di nisyabury ini, mempunyai adil dan besar bagi
perkembangan ilmu hadis. Karaya yang tekenal adalah shahih muslim.
3)
Imu kalam
Sebab-sebab
tumbuh dan berkembangnya ilmu kalam di kalanga umat islam sebagaimana
telah di jelaskan di atas, yaitu karena
musuh islam ingin melumpuhkan islam dengan mempergunakab filsafat dan hampir
semua masala, termasuk masalah agama telah berkisar pada pola rasa, akal, dan
ilmu. Sebab itu para ulama islam tentang untk menggal ilmu kalam agar dapat
menadingi filsafat bangsa lain. Di antara pelopor dan ahli ilmu kalam adalah
wasil bin atha. Abu huzail al-allaf, ad-dhaham, abdul hasan, al-asy’ary, dan
imam ghazali.
4)
Ilmu tasawuf
Ilmu
tawuf ilmu syariat. Inti ajran adalh tekun beridah dengnan menyarahan diri
sepenuhnya kepada allah, meninggalkan atau
menjauhkan diri dari kesenangan dan rahasia dunia, serta bersembunyi
diri untuk beribadah. ilmu ini mengalami kemajuaanya pada saat-saat akhir
pemerintahan Abbasiyah. Meskipun jauh sebelumnya, yakini pada Rasulullah SAW,
khulafaur rasyidin dan bani Umayyah, ilmun ini telah ada, tapi belum mengalami
kemajuan seperti pada masa abbasiyah
5)
Ilmu bahasa
Yang dimaksud ilmu bahasa adalah
ilmu nahwu, saraf, bayan ,badi, arud,
dan lain-lain. Ilmu bahasa pada masa dinasti abbasiyah berkembang dengan
pesat karna bahasa arab yang semakin berkembag memerlukan ilmu bahasa yang menyeluruh. Kota basarah dan
kufah merupakan pusat pertumbuhaan dan kegiatan ilmu bahasa(ilmu lugah).
6)
Ilmu fikih
Ilmu fikih dan usul fikih juga
mengalami puncak perkmbangan pada masa ini. Banyak para fuqaha yang terkenal
dan karaya-karaya mereka masih banyak kita nikamati sampai saat ini. Diantara
para tokoh yang berjasa dalam mengembangan ilmu fikih , yaitu imam Abu hanifah
dengan karaya fiqhu Akbar, Al-Alim wal Mutaan dan lain-lain; imam malik dengan
karyanya dengan karyanya yang terkenal adalah yakni kitab Al-Muwatha; imam
syaf’I dengan karyanya yang terkenal adalah yakni al um dan usul fkih imam ahmad bin hanbal dengan karya yang
terkenal yaitu musnad, yang memuat 2.800
sampai 2.900 hadist nabi .
b.
ilmu-ilmu kealaman
Di samping perkembangan ilmu-ilmu
keagamaan yang tadi dijelaskan, ikut berkembang pula ilmu-ilmu alam, seperti
ilmu kedokteran, sosial, perekonomian, pertanian, perindustrian, perdagangan,
dan lain-lain.
1 Ilmu kedokteran
Ilmu
ini mulai berkembang dengan pesat pada masa akhir dinasti Abbasiyah I dan
mencapai puncaknya pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah II, III, IV.
Dinasti Abbasiyah telah melahirkan banyak dokter kenamaan. Banyak dokter asing
yang dipakai untuk praktik dan menjadi guru. Banyak pula rumah sakit besar dan
sekolah tinggi kedokteran yang didirikan. Di antara para dokter yang berjasa
dalam mengembangkan ilmu kedokteran, yaitu Abu Zakaria Yuhana bin Masiwaih,
seorang ahli farmasi di rumah sakit Yundishapur; Sabur bin Sahal, direktur
rumah sakit Yundishapur; Abu Zakaria Al-Razy, kepala para dokter rumah sakit
Bagdad; Ibnu Sina, karyanya yang terkenal adalah al Qanun fi al Thib.
2 Ilmu sosial
Ilmu sosial pada masa pemerintahan
bani Abbasiyah mengalami kemajuan sangat pesat. Akibatnya, kehidupan sosial
pada masa itu dibagi ke dalam dua kelas, yaitu;
a.
Kelas khusus, terdiri atas khalifah dan ahli famili khalifah, yaitu bani
Hasyim; para pembesar negara (seperti menteri, gubernur, panglima, dan para
pejabat); para bangsawan yang bukan bani Hasyim (seperti kaum Quraisy pada
umumnya); para petuga khusus; anggota tentara; dan pembantu-pembantu istana.
b.
Kelas umum, terdiri atas para seniman, ulama, fuqaha, pujangga, saudagar dan
pengusaha, serta tukang (industrialis) dan petani.
3 Ilmu ekonomi
Ilmu
ekonomi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat pada masa ini. Pada masa awal
pemerintahan dinasti Abbasiyah, perbendaharaan negara mengalami kemajuan yang
sangat hebat. Kas negara selalu penuh. Uang masuk lebih banyak dari pada uang
yang keluar. Khalifah Al-mansyur benar-benar telah meletakkan dasar-dasar
ekonomi dan keuangannegara.
4 Ilmu
Pertanian
Ilmu pertanian turut mengalami
perkembangan dan kemajuan yang sangat hebat pada masa dinasti Abbasiyah. Ilmu
pertanian sangat diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah juga sangat
menghargai kaum petani dan meringankan beban pajak hasil bumi mereka. Bahkan,
di beberapa tempat, beban pajak segala dihapuskan. Usaha lain yang dilakukan
untuk menunjukan kemajuan ekonomi pertaniannya adalah dengan membuat bendungan,
membangun irigasi, menggali kanal, dan pembuatan lahan pertanian baru.
5 Ilmu
perindustrian
Ilmu alam seperti ilmu perbintangan,
biologi, fisika, kimia, dan sebagainya sangat menunjang bagi lahirnya ilmu
perindustrian. Para khalifah Abbasiyah banyak mencurahkan perhatiannya pada
sektor industri ini. Oleh sebab itu, selama berkuasa mereka tidak saja
mementingkan sektor pertanian untuk memajukan perekonomian negara, tetapi juga
dengan perhatian yang cukup mereka mengembangkan perindustrian negara. Tenaga
ahli itu adalah parailmuan dan cendekiawan yang ditugasi oleh pemerintah untuk
membimbing masyarakat agar mampu mendirikan home
industry. Para khalifah juga menggunakan berbagai sumber tambang untuk diolah menjadi barang jadi, seperti
emas, perak, perunggu, besi, baja, dan lain-lain.
6 Ilmu
perdagangan
Ilmuperdagangan
merupakan salah satu keterampilanbawaan bagi bangsa Arab, juga mengalami
kemajuan yang sangat signifikan . disamping perhatian yang demikian besar untuk
mengembangkan industri dan pertanian, pemerintah abbasiyah juga memberikan
perhatian yang sangat besar bagi perkembangan ekonomi perdagangan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, para khalifahmenganjurkan para ulama dan cendekiawan
untuk membuka jurusan ekonomi perdagangan. Selain itu, upaya konkret juga
dilakukan, seperti dengan cara membangun sumur-sumur di tempat-tempat istirahat
para khalifah dagang, membangun armada-armada dagang untuk melindungi para
pedagang dari perampokan bajak laut, dan membanguntempat-tempat perdagangan
baru
B. Tokoh Ilmuwan Muslim Dan Peranannya Pada MasaBani Umayyah Sampai Masa Bani Abbasiyah .
Sepeninggal kepemimpinan Khulafaur Rasyidin , kepemimpinan Islam dipegang oleh dua Dinasti besar yang mengubah bentuk pemerintahan dari system Demokrasi Islam menjadi Teokrasi atau Monarki kerajaan . kedua Dinasti itu adalah Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah. Dinasti Umayyah berkeuasa KKurang lebih 90 tahun , sedangkan dinasti Abbasiyah berkuasa kurang lebih 5 abab .perkembangan ilmu pengetahuan dinasti itu sangat berbeda ,karena waktu kepemimpinanya berbeda .
Pada masa dinasti umayyah berkuasa, Ilmu pengetahuan dalam Islam baru mulai berkembang . berbeda dengan masa Dinasti Abbasiyah berkuasa , ilmuy pengetahuan dalam islam telah mencapai puncak kejayaannya . terutama pada masa periode Abbasiyah I dan II. Selama masa itu pula , banyak para tokoh ilmuan yang berperan penting dalam mencapai perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dalam duani Islam.
Tokoh ilmuwan Muslim dan Perannya
pada masa Dinasti Umayyah
Selain para Khalifah dinasti Umayyah sendiri , yang turut berperan dalam memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban bangsa islam bangsa umayyah adalah ilmuan yang hidup dalam masa itu . kerja keras dan ketekunan mereka membuahkan karya yang sangat bermanfaat,baik bagi kaum muslim pada jaman itu maupun generasi muslim berikutnya. Diantara tokoh ilmuan yang berperan penting memajukan ilmu pengetahuan,sosial,dan seni budaya pada masa dinasti umayyah adalah sebagai berikut.
A. tokoh di bidang seni bahasa dan budaya
1. Nu’man bin Bashir Al Anshari, wafat pada tahun 65H/684M. ia adalah seorang ahli tata bahasa Aab dan seorang penyair keimanan.
2.Ibnu Magfarah Al Hamiri, wafat pada tahun 69H/689 M. ia adalah seorang pakar ilmu bahasa atau linguistic.
3.Miskin ad Damiry, wafat pada tahun 95H/14M.ia adalah seorang pakar ilmu bahasa atau sastra.
4. Al Ahktal wafat pada tahun 111H/730M. ia adalah seorang penyair terkenal di masanya, yang mempunyai diwan atau syair tersendiri.
5.Jarir,wafat pada tanggal 111H/730M. ia juga adalah seorang penyair yang termasyur pada masa itu.
6. Abul Aswad Ad Dualy,wafat pada 98H/716M. ia adalah seorang pakar bahasa Arab , ahli gramatika,dan linguistic arab.
7. Al Farazdaq, wafat pada tahun 90H/709M. ia adalah seorang penyair terkenal.
8. Abu Najm Ar Rajir, wafat pada 130 H/ 748M. ai adalah seorang pakar bahasa dan sastra.
9. A’sya Rabi ‘ah, wafat pada tahun 85H/705M. ia adalah seorang penyair wanita ternama.
10. Ar-Raj, wafat pada tahun 90h/709M. ia adalah seorang pakar bahasa dan sastra.
Selain para Khalifah dinasti Umayyah sendiri , yang turut berperan dalam memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban bangsa islam bangsa umayyah adalah ilmuan yang hidup dalam masa itu . kerja keras dan ketekunan mereka membuahkan karya yang sangat bermanfaat,baik bagi kaum muslim pada jaman itu maupun generasi muslim berikutnya. Diantara tokoh ilmuan yang berperan penting memajukan ilmu pengetahuan,sosial,dan seni budaya pada masa dinasti umayyah adalah sebagai berikut.
A. tokoh di bidang seni bahasa dan budaya
1. Nu’man bin Bashir Al Anshari, wafat pada tahun 65H/684M. ia adalah seorang ahli tata bahasa Aab dan seorang penyair keimanan.
2.Ibnu Magfarah Al Hamiri, wafat pada tahun 69H/689 M. ia adalah seorang pakar ilmu bahasa atau linguistic.
3.Miskin ad Damiry, wafat pada tahun 95H/14M.ia adalah seorang pakar ilmu bahasa atau sastra.
4. Al Ahktal wafat pada tahun 111H/730M. ia adalah seorang penyair terkenal di masanya, yang mempunyai diwan atau syair tersendiri.
5.Jarir,wafat pada tanggal 111H/730M. ia juga adalah seorang penyair yang termasyur pada masa itu.
6. Abul Aswad Ad Dualy,wafat pada 98H/716M. ia adalah seorang pakar bahasa Arab , ahli gramatika,dan linguistic arab.
7. Al Farazdaq, wafat pada tahun 90H/709M. ia adalah seorang penyair terkenal.
8. Abu Najm Ar Rajir, wafat pada 130 H/ 748M. ai adalah seorang pakar bahasa dan sastra.
9. A’sya Rabi ‘ah, wafat pada tahun 85H/705M. ia adalah seorang penyair wanita ternama.
10. Ar-Raj, wafat pada tahun 90h/709M. ia adalah seorang pakar bahasa dan sastra.
Ilmu pengetahuan yang berkembang
di zaman Daulah zaman Bani Umayyah dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Al Ulumus Syari’ah, yaitu ilmu-ilmu Agama Islam, seperti Fiqih, tafsir
Al-Qur’an dan sebagainya.
b.
Al Ulumul Lisaniyah, yaitu ilmu-ilmu yang perlu untuk memastikan bacaan Al Qur’an,
menafsirkan dan memahaminya.
c.
Tarikh, yang meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya, riwayat
hidup pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum, yaitu tarikh bangsa-bangsa
lain.
d.
Ilmu Qiraat, yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al Qur’an. Pada
masa ini termasyhurlah tujuh macam bacaan Al Qur’an yang terkenal dengan Qiraat
Sab’ah yang kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan, yaitu cara bacaan yang
dinisbahkan kepad acara membacayang dikemukakan oleh tujuh orang ahli qraat,
yaitu Abdullah bin Katsir (w. 120 H), Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H), Abdullah
bin Amir Al Jashsahash (w. 118 H), Ali bin Hamzah Abu Hasan al Kisai (w. 189
H), Hamzah bin Habib Az-Zaiyat (w. 156 H), Abu Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan
Nafi bin Na’im (169 H).
e.
Ilmu Tafsir, yaitu ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam menafsirkan
Al Qur’an. Pada masa ini muncul ahli Tafsir yang terkenal seperti Ibnu
Abbas dari kalangan sahabat (w. 68 H), Mujahid (w. 104 H), dan Muhammad
Al-Baqir bin Ali bin Ali bin Husain dari kalangan syi’ah
f.
Ilmu Hadis, yaitu ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad
al-Hadis, karena banyak Hadis yang bukan berasal dari Rasulullah.
Diantara Muhaddis yang terkenal pada masa ini ialah Az Zuhry (w. 123 H), Ibnu
Abi Malikah (w. 123 H), Al Auza’i Abdur Rahman bin Amr (w. 159 H), Hasan Basri
(w. 110 H), dan As Sya’by (w. 104 H).
g.
Ilmu Nahwu, yaitu ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat didalam
berbagai posisinya. Ilmu ini muncul setelah banyak bangsa-bangsa yang
bukan Arab masuk Islam dan negeri-negeri mereka menjadi wilayah negara
Islam. Adapun penyusun ilmu Nahwu yang pertama dan membukukannya seperti
halnya sekarang adalah Abu Aswad Ad Dualy (w. 69 H). B=Beliau belajar
dari Ali bin Abi Thalib, sehingga ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa Ali
bin Abi Thalib sebagai Bapaknya ilmu Nahwu.
h.
Ilmu Bumi (al- Jughrafia). Ilmu ini muncul oleh karena adanya kebutuhan
kaum muslimin pada saat itu, yaitu untuk keperluan menunaikan ibadah Haji,
menuntut ilmu dan dakwah, seseorang agar tidak tersesat di perjalanan, perlu
kepada ilmu yang memebahas tentang keadaan letak wilayah. Ilmu ini pada
zaman Bani Umayyah baru dalam tahap merintis.
B. Tokoh di bidang Ilmu keagamaan.
1. Abdullah Bin Abbas,seorang ahli di bidang ilmu tafsir Al-Qur’an.
2. Ja’far As-Sadiq,seorang ahli ilmu kimiah yang bermukim di mekah.
3. Abdullah Bin Katsir, seorang pakar di bidang qiraat sab’ah dan ahli tafsir Al-Qur’an.tabsi Ibnu Katsir.
4. Ashim Bin Abi Nujud,seorang ahli tafsir dan pakar ilmu qiraatil Al-Qur’an.
5. Ibnu Abas,seorang ahli tafsir dari dari kalangan sahabat terkenal.
6. Ibnu Juraij, seorang pakar ilmu hadis.
7. Ibnu Ishaq,seorang ahli pentakhrij hadis.
8. Malik Bin, Anas seorang ahli hadis.
9. Imam Malik,seorang ahli ilmu pikih dan hadis.
10.Imam syafi’,seorang ahli usul fiqih dan hadis.
C.Tokoh Di Bidang kemiliteran
Kejayaan Bani Umayyah tak lepas dari peran aktif para tokoh yang hidup pada masa itu,khususnya para tokoh politik dan militer yang dapat mengembangakn dan memajukan bangsa umayyah . beberapa tokoh yang berjasa dalam mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam melalu pendekatan militer pada masa Bani Umayyah antara Lain sebagai berikut .
Kejayaan Bani Umayyah tak lepas dari peran aktif para tokoh yang hidup pada masa itu,khususnya para tokoh politik dan militer yang dapat mengembangakn dan memajukan bangsa umayyah . beberapa tokoh yang berjasa dalam mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam melalu pendekatan militer pada masa Bani Umayyah antara Lain sebagai berikut .
1. Mu’awiyah bin Abi Sufyan .
prestasi Mu’awiyah yang paling menonjoal adalah pembentukkan angkatan laut bagi tentara dinasti Umayyah , menyusun system pemerintahan yang efektif, dan melakukan perluasan wilayah.
prestasi Mu’awiyah yang paling menonjoal adalah pembentukkan angkatan laut bagi tentara dinasti Umayyah , menyusun system pemerintahan yang efektif, dan melakukan perluasan wilayah.
2.Abdul Malik bin Marwan
Diantara jasa dan karnyanya ialah yang meresmikan bahasa nasional mengganti mata uang Negara membentuk lembaga Pos dan membentk lembaga peradilan tinggi Negara .
Diantara jasa dan karnyanya ialah yang meresmikan bahasa nasional mengganti mata uang Negara membentuk lembaga Pos dan membentk lembaga peradilan tinggi Negara .
3.Walid bin Abdul Malik
Khalifah ini turyt memajukan bangsa Umayyah di bidang sosial dan kebudayaan, misalnya membangun rumah-rumah sakit , panti-panti jompo dab anak yatim,serta memajukan eni budaya.
Khalifah ini turyt memajukan bangsa Umayyah di bidang sosial dan kebudayaan, misalnya membangun rumah-rumah sakit , panti-panti jompo dab anak yatim,serta memajukan eni budaya.
4.Umar
bin Abdul Aziz
diantara oeran pentingnya dalam mengembangkan dan memajukan dinasti umayyah ialah upaya diplomatis dalam membenahi setiap persoalan politik , baik di dalam maupun luar negeri .upaya diplomatiknya dapat membuat situasi pemerintahan Bani Umayyah terhindar dari dari peperangan dan menjadi stabil .
diantara oeran pentingnya dalam mengembangkan dan memajukan dinasti umayyah ialah upaya diplomatis dalam membenahi setiap persoalan politik , baik di dalam maupun luar negeri .upaya diplomatiknya dapat membuat situasi pemerintahan Bani Umayyah terhindar dari dari peperangan dan menjadi stabil .
5. Hisyam bin Abdul Malik
peran pentignya adalah di bidang sosial dan kesejahteraan masyarajat . pada masa kekuasaannya banyak di bangun pabrik-pabrik , saluran irigasi dan terusan=terusan untuk mengairi sawah dan lading rakyat.
peran pentignya adalah di bidang sosial dan kesejahteraan masyarajat . pada masa kekuasaannya banyak di bangun pabrik-pabrik , saluran irigasi dan terusan=terusan untuk mengairi sawah dan lading rakyat.
6. Jendral Qutaibah bin Muslim
peran pentingnya adalah telah berhasil menaklukkan wilayah samarkhand, Kasyar dan, sebagian wilayah Tiongkok.
peran pentingnya adalah telah berhasil menaklukkan wilayah samarkhand, Kasyar dan, sebagian wilayah Tiongkok.
7. Jendral Musa bin Nushair
peran penting yang dilakukannya adalah menguasai benua Afrika ,terutama Afrik Utara dan beberapa wilayah kesekitarnya . setelah diangkat menjdi gubernur Afrika Utara ia juga dapat menaklukan beberapa wilayah yang masih di kuasai oleh raja-raja barbar dan kekaisaran romawi
peran penting yang dilakukannya adalah menguasai benua Afrika ,terutama Afrik Utara dan beberapa wilayah kesekitarnya . setelah diangkat menjdi gubernur Afrika Utara ia juga dapat menaklukan beberapa wilayah yang masih di kuasai oleh raja-raja barbar dan kekaisaran romawi
8. Jendral Tarif bin Malik
peran pentingnya adalah memajukan dinasti Umayyah . terutama memperluas wilayah ke daerah Eropa.
peran pentingnya adalah memajukan dinasti Umayyah . terutama memperluas wilayah ke daerah Eropa.
9. Jendral thariq bin Ziyad
Jendral yang sangat beroeran dalam memajukan dinasti Umayyah , terutama dalam memperluas wilayah kedlam daratan Eropa.
Jendral yang sangat beroeran dalam memajukan dinasti Umayyah , terutama dalam memperluas wilayah kedlam daratan Eropa.
10. Yazid bin Muhallab
Gubernur Bukhara , yazid bin Juhallad, turut bereran penting dalam memperluas wilayah kekuasaan Islam di wilayah Asia Tengah. Ia dapat menaklukan wilayah Jurjan, Tabaristan, dan beberapa daerah di tepi laut kaspi.
Gubernur Bukhara , yazid bin Juhallad, turut bereran penting dalam memperluas wilayah kekuasaan Islam di wilayah Asia Tengah. Ia dapat menaklukan wilayah Jurjan, Tabaristan, dan beberapa daerah di tepi laut kaspi.
11. Jendral Ukbah Bin Nafi
Peran pentingnya adalah dapat menaklukkan daera Afrika tengan sampai ke selatan Tunisia.wilayah yang di taklukannya itu, dibangun menjadi sebuah kota militer yang indah dan mungil bernama Qairuwan
Peran pentingnya adalah dapat menaklukkan daera Afrika tengan sampai ke selatan Tunisia.wilayah yang di taklukannya itu, dibangun menjadi sebuah kota militer yang indah dan mungil bernama Qairuwan
12. Jendral Muhammad bin Qasim
perannya yaitu sangat oenting dalam memperluas wilayah islam ke Benua India. Ia dapat menaklukkan Punjab,Lahor,dan Pakistan secara Gemilang.
perannya yaitu sangat oenting dalam memperluas wilayah islam ke Benua India. Ia dapat menaklukkan Punjab,Lahor,dan Pakistan secara Gemilang.
2.
Tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan ilmu pengetahuan islampada
masa Abbasiyah
a.
Tokoh ilmuwan yang berperan di bidang ilmu-ilmu alam
1.
Bidang Filsafat
a.
Abu Ishak Al – kindi, yang mendapat gelar filsuf dari Arab, mengarang kitab
berjumlah 231 judul ynang membahas tentang ilmu filsafat, dll.
b.
Abu Nashr Al Farabi, yang mengarang kitab lebih dari 12 kitab.
c.
Ibnu Sina, yang membahas kitab-kitab tentang filsafat dan music.
d.
Ibnu Rusyid
e.
Abu Hamid Al- Ghazali
2.
Bidang kedokteran
(1) Ibnu Sina
Ibnu
Sina mempunyai nama lengkap Abu Ali Al-Husaini bin Abdullah bin Sina. Beliau
dibesarkan di lembah Sungai Dajlat dan Furat, di tepi selatan Laut Kaspia.
Ketika masih kecil beliau telah hafal Al-Qur’an, menguasai bahasa Arab, serta
mendalami ilmu fikih. Ia belajar ilmu Mantik pada seorang guru filsafat, bahkan
gurunya terkejut karena kecerdasannya. Pada usia 17 tahun ia telah memahami
ilmu kedokteran melebihi siapa pun. Oleh karena itu, beliau diangkat manjadi
penasihat para dokter pada masa itu.
(2) Ibnu Rusyd
Nama
asli Ibnu Rusyd adalah Abdul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Beliau lahir
diujung barat negeri Islam, yaitu Kordoba, Spanyol. Beliau dibesarkan dalam
keluarga yang teguh menegakkan agama dan berpengetahuan luas. Ketika beliau
muda, beliau belajar matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran. Di Barat
beliau dikenal sebagai ahli dan tokoh dibnidang kedokteran dengan karyanya Al-Kulliyyat yang telah diterjemahkan
dalam berbagai bahasa. Atas kepandaiannya inilah maka pada tahun1182 ia
diangkat sebagai dokter pribadi khalifah di Maroko.
(3) Ar-Razi
Ar-Razi
bernama lengkap abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi. Didunia Barat dikenal
dengan nama Rhazes. Beliau Lahir di Ray, dekat Teheran pada tahun 251 H dan
wafat apada tahun 320 H. Beliau terkenal sebagai dokter pertama dalam
pengobatan secara ilmu jiwa, yakni pengobatan yang dilakukan dengan memberi
sugesti bagi para penderita psikomatis
3.
Bidang Astronomi
a.
Abu ma’syar Al Falaki
b.
Jabir Al battany
c.
Raihan Al Bairuny
4.
Bidang sejarah
a.
Abu Ismail Al Azdy mengarang kitab futunus
syaam
b.
Al Waqidi
c.
Ibnu Saad
d.
Ibnu Hisyam
e. Abu
Abdillah Al-Qazwaini
Abu Abdillah
Al-Qazwaini dilahirkan pada abad ke-7 hijriah. Beliau terkenal sebagai seorang
ulama dan ahli dalam bidang sejarah. Kitab yang dikarangnya merupakan kitab
terbaik pada masanya dengan judul, Asarul Bilad wa Akhbarul Ibad. Beliau
meniliti sesuai dengan judul kitabnya, yaitu tabiat Negara atau daerah dan apa
yang terkenal, disamping menyelidiki keadaan penduduk dan kehidupannya.
Al-Qazwaini juga telah mendahului ilmu modern dalam rincian ilomiahnya dalam
kitabnya itu.
f. Abu
Ar-Raihan Al-Bairuni
Al-Bairuni
dilahirkan pada tahun 364 m dan hidup 75 tahun. Beliau telah menyusun kitab
Al-Atsar Al-Baqiah yang merupakan kitab pertama didunia yang meniliti tentang
sejarah, perbedaan bulan, tahun, penanggalan, sebab, dan cara
mengistinbatkannya.
5.
Bidang ilmu geografi
a.
Ibnu Kardazabah
b.
Ibnu Haik
c.
Ibnu Fadlan
6.
Bidang ilmu pasti dan farmasi
a.
Tsabit bin Qurrah Al Hirany
b.
Abdul WAfa Muhamad bin Muhammad bin Ismail bin Abbas
c.
Ibnu Baithar
7.
Bidang ilmu bahasa dan sastra
a.
Imam Syibawaih
b.
Abu zakariya Al Farra
c.
Abu Nawas
d.
Abu Tamam
e.
Al Mutanabby
8. Biologi
(1) As-Simay
As-Simay adalah seoranmg ahli bologi. Salah satu buku
hasil karya beliau yang terkenal adalah Kitabun Nabati wasy Syujjar. Buku ini
mengupas masalah biologi, terutama bidang tumbuh-tumbuhan dan pepohonan.
(2) Ibnul Awwan
Ibnul Awwan adalah seorang yang ahli dalam bidang
biologi, khususnya bidang pertanian. Bukunya yang terkenal adalah Al-Fallah.
(3) Al-Jahiz
Al-Jahiz seorang yang ahli dalam bidang biologi,
khususnya bidang ilmu hewan. Karyanya yang terkenal adalah Al-Hayawan.
9. Matematika/Geometri
(1) Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi hidup dari tahun 780 – 850 M. Beliau
adalah peletak dasar ilmu matematika dengan karyanya yang terkenal Al-Jabru wal
Muqabbala. Dari buku itu kita mengenal ilmu aljabar yang dikenalkan diseluruh
dunia, yang kini diubah menjadi matematika.
(2) Jamsyid Giatsuddin Al-Kasyi
Jamsyid hidup pada abad ke-7 di kota Samarkand, salah
satu provinsi diUzbekistan. Jamsyid adalah ulama yang sangat pandai dalam
bidang agama dan ilmu pengetahuan. Beliau seorang profesor dalam bidang
matematika dan astronomi di Universitas Samarkand. Beliaulah peletak dasar
aritmatik yang dilakukan atas dasar slide rule yang dianggap sebagai penemuan
ilmiah paling penting dalam matematika.
(3) Sabit bin Qurrah Al-Hirany
Kitab karangannya yang terkenal adalah:
· Hisabul Ahillah
· Kitabul ‘Adad
(4) Ibnu Haitsam
Kitab karangannya yang terkenal adalah:
· Qaulun fi Halli Masalatil ‘Adadiah
· Muqaddimah Dalilul Musaba
· Ta’liqun fil Jabr
b.
Tokoh ilmuwam muslim dan perannya di bidang ilmu-ilmu keagamaan.
1.
Tokoh ilmu hadis
a.
Iman bukhari
b.
Imam Muslim
c.
Imam Abu Daud
d.
Imam Turmudzi
e.
Imam Nasa’i
f.
Imam Ibnu Majah
g.
Imam Ahmad bin Hanbal
c. Tokoh ulama tafsir
1.
Imam Zamakhsyari
2.
Imam Abu Sa’id bin Umar Al Baidhawi
3.
Imam Az-Zajad
4.
Imam Al Wahidi
5.
Imam Ibrahim As-Sa’labi
6.
Imam Muhamad Al Baghadadi
7.
Imam Al Qurtubi
8.
Imam Al jashas
9.
Imam Fakhruddin
10.
Imam sahal bin Abdullah
11.
Imam Muhammad Abdul Baqi
d.
Tokoh ulama fikih
1.
Imam Abu Hanifah
2.
Imam malik bin Anas
3.
Imam syafi’i
4.
Imam ahmad bin hanbal
e.
Tokoh ulama tasawuf
1.
Imam Ali bin Usman Al HUjwiri
2.
Abul qasim Al Qusyairi
3.
Muhamad bin Ali At-Tirmidzi
4.
Imam Al-Ghazali
Ilmu pengetahuan yang berkembang di zaman Daulah zaman Bani Abbasiyah dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Filsafat
Proses penerjemahan yang dilakukan umat Islam pada
masa dinasti bani abbasiyah mengalami kemajuan cukup besar. Para penerjemah
tidak hanya menerjemahkan ilmu pengetahuan dan peradaban bangsa-bangsa Yunani,
Romawi, Persia, Syiuria tetapi juga mencoba mentransfernya ke dalam bentuk
pemikiran. Diantara tokoh yang member andil dalam perkembangan ilmu dan
filsafat Islam adalah: Al-Kindi, Abu Nasr al-Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Bajjah,
Ibnu Thufail, al-Ghazali dan Ibnu Rusyd.
2.
Ilmu Kalam
Menurut A. Hasimy lahirnya ilmu
kalam karena dua factor: pertama, untuk membela Islam dengan bersenjatakan
filsafat. Kedua, karena semua masalah termasuk masalah agama telah berkisar
dari pola rasa kepada pola akal dan ilmu. Diantara tokoh ilmu kalam yaitu:
wasil bin Atha’, Baqilani, Asy’ary, Ghazali, Sajastani dan lain-lain.
3.
Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran merupakan salah satu ilmu yang
mengalami perkembangan yang sangat pesat pada masa Bani Abbasiyah pada masa itu
telan didirikan apotek pertama di dunia, dan juga telah didirikan sekolah
farmasi. Tokoh-tokoh Islam yang terkenal
dalam dunia kedokteran antara lain Al-Razi dan Ibnu Sina.
4.
Ilmu Kimia
Ilmu kimia juga termasuk salah
satu ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum muslimin. Dalam bidang ini
mereka memperkenalkan eksperimen obyektif. Hal ini merupakan suatu perbaikan
yang tegas dari cara spekulasi yang ragu-ragu dari Yunani. Mereka melakukan
pemeriksaan dari gejala-gejala dan mengumpulkan kenyataan-kenyataan untuk
membuat hipotesa dan untuk mencari kesimpulan-kesimpulan yang benar-benar
berdasarkan ilmu pengetahuan diantara tokoh kimia yaitu: Jabir bin Hayyan.
5.
Ilmu Hisab
Diantara ilmu yang dikembangkan
pada masa pemerintahan abbasiyah adalah ilmu hisab atau matematika. Ilmu ini
berkembang karena kebutuhand asar pemerintahan untuk menentukan waktu yang
tepat. Dalam setiap pembangunan semua sudut harus dihitung denga tepat, supaya
tidak terdapat kesalahan dalam pembangunan gedung-gedung dan sebagainya.
Tokohnya adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi.
6.
Sejarah
Pada masa ini sejarah masih
terfokus pada tokoh atau peristiwa tertentu, misalnya sejarah hidup nabi
Muhammad. Ilmuwan dalam bidang ini adalah Muhammad bin Sa’ad, Muhammad bin
Ishaq
7. IlmuBumi
Ahli ilmu bumi pertama adalah Hisyam al-Kalbi, yang
terkenal pada abad ke-9 M, khususnya dalam studynya mengenai bidang kawasan
arab.
8.
Astronomi
Tokoh astronomi Islam pertama adalah Muhammad
al-fazani dan dikenal sebagai pembuat astrolob atau alat yang pergunakan untuk
mempelajari ilmu perbintangan pertama di kalangan muslim. Selain al-Fazani
banyak ahli astronomi yang bermunculan diantaranya adalah muhammad bin Musa al-Khawarizmi
al-Farghani al-Bathiani, al-biruni, Abdurrahman al-Sufi.
Selain ilmu pengetahuan umum dinasti abbasiyah juga memperhatikan
pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan antara lain:
1.
Ilmu Hadis
Diantara tokoh yang terkenal di
bidang ini adalah imam bukhari, hasil karyanya yaitu kitab al-Jami’ al-Shahih
al-Bukhari. Imam muslim hasil karyanya yaitukitab al-Jami’ al-shahih al-muslim,
ibnu majjah, abu daud, at-tirmidzi dan al-nasa’i.
2.
Ilmu Tafsir
Terdapat dua cara yang ditempuh oleh para
mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Pertama, metode tafsir bil ma’tsur yaitu metode penafsiran oleh sekelompok
mufassir dengan cara member penafsiran al-Qur’an dengan hadits dan penjelasan
para sahabat. Kedua, metode tafsir bi al-ra’yi yaitu penafsiran al-Qur’an
dengan menggunakan akal lebih banyak dari pada hadits. Diantara
tokoh-tokoh mufassir adalah imam al-Thabary, al-sud’a muqatil bin Sulaiman.
3.
Ilmu Fiqih
Dalam bidang fiqih para fuqaha’ yang
ada pada masa bani abbasiyah mampu menyusun kitab-kitab fiqih terkenal hingga
saat ini misalnya, imam Abu Hanifah menyusun kitab musnad al-Imam al-a’dzam
atau fiqih al-akbar, imam malik menyusun kitab al-muwatha’, imam syafi’I
menyusun kitab al-Umm dan fiqih al-akbar fi al tauhid, imam ibnu hambal
menyusun kitab al musnad ahmad bin hambal.
4.
Ilmu Tasawuf
Kecenderungan
pemikiran yang bersifat filosofi menimbulkan gejolak pemikiran diantara umat
islam, sehingga banyak diantara para pemikir muslim mencoba mencari bentuk
gerakan lain seperti tasawuf. Tokoh sufi yang terkenal yaitu Imam al-Ghazali
diantara karyanya dalam ilmu tasawuf adalah ihya ulum al-din.
DAFTAR PUSTAKA
sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan islam sampai masa abbasiyah - Google Searchmakalah-v2n2-n2.pdf
(application/pdf Object)
makalah
sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan islam sampai masa abbasiyah - Google
SearchDunia
islam: Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam pada masa Daulah Abbasiyah
Pendidikan
Agama Islam: ESSAR PAI KLS 8 SK 15 SEJARAH NABI SAWPERKEMBANGAN
ISLAM PADA MASA ABBASIYAH - Akidah Filsafat
Pengetahuan
tentang Islam: Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam sampai Masa AbbasiyahAneka
Informasi & Artikel: Sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan Islam
SEMOGA BERMANFAAT ^^